Dengan sangat hati-hati Pak Kumis menjawab pertanyaan wartawan:
"Teman-teman wartawan..kaliankan lihat, gedung ini ambruk karena tanahnya amblas..jadi tolong diberitakan sesuai apa adanya" Pak Kumis memulai pembicaraannya.
"Tapi pak kalau dilihat bangunannya juga ikut hancur pak..."
"Ya jelas dong..sekuat apa pun bangunan kalau tanahnya amblas bangunannya juga runtuh dong..."
"Inikan proyek besar dengan dana yang besar pak..apa tidak diperhitungkan sebelumnya kondisi tanah setempat..."
"Lho kalian ini gimana sih..siapa yang tahu kalau tanah ini akan amblas..inikan peristiwa alam yang gak bisa diduga-duga.."
"Bukannya para ahli yang merencanakan bangunan biasanya memperhitungkan segala hal yang menyangkut ketahanan dan kekohan bangunan..bahkan sudah diperhitungkan untuk tahan gempa..."
"Ya itukan diperhitungkan sesuai dengan besarnya anggaran yang dialokasikan..."
"Tapikan proyek ini tergolong Mega Proyek pak..dan sangat prestisius seharusnya.."
"Ya besar dalam anggarankan belum tentu besar dalam penggunaannya..."
"Maksud bapak..proyek ini dibangun tidak sesuai dengan besarnya anggaran ya..."
"Itu kata kalian ya bukan saya yang ngomong...nanti saya dianggap ngomong yang gak-gak lagi sama wartawan.."
"Ya tapikan yang kita tangkapkan kesimpulan ucapan bapak...hehehehehehehehe"
"Ya maksudnya bukan tidak sesuai dengan anggaran...hanya saja sebagian anggaran dialihkan untuk kepentingan lain.."
"Lho itu apa gak dikatakan penyalahgunaan anggaran pak..."
"Dianggap salah kalau digunakan untuk hal-hal yang salah...tapi inikan gak.."
"Wah bapak jawabannya diplomatis banget...salah pemanfaatan itukan artinya penyalahgunaan pak...hehehehehehe"
"Itukan kata kalian lagi ya...bukan kata saya hehehehehehehehehe..."
Memang sebagai penanggung jawab proyek, pak Kumis sudah sangat terlatih dalam menghadapi pertanyaan wartawan rupanya.
Dari sudut bangunan yang Ambruk.
Sentul, 27 Mei 2012
