Pertama, seperti diberitakan Suasana di Jl Pramuka Raya, Jakarta Timur, Jumat dinihari tadi, cukup panas. 200-an anggota TNI melakukan konvoi bermotor, beberapa di antaranya membuat keributan. Tiba-tiba tembakan pelor terdengar.
Pertanyaan saya pada berita ini, dalam rangka apa 200-an anggota TNI melakukan konvoi, dan selanjutnya ada yang melakukan keributan ? Lalu kenapa ketika ada yang ditembak secara misterius oleh orang naik kendaraan Yaris, 200 anggota TNI yang menggunakan Motor tidak bisa mengejarnya, bukankah anggota TNI itu sangat terlatih ?
Kedua, diberitakan juga, gerombolan TNI itu melakukan kekerasan secara membabi buta sehingga menimbulkan korban. Di jalan ini, 3 motor dirusak dan 2 dibakar. Dua orang terluka yaitu Rendy Haryanto (20) dan Anggi Darmawan (19). Anggi akhirnya meninggal dunia setelah dirawat di RS Islam Cempaka Putih.
Pertanyaan saya, kalau 200-an anggota TNI konvoi menggunakan motor, tentu kesatuan TNI mengetahui untuk apa mereka melakukan konvoi dan melakukan penyerangan terhadap orang-orang tak bersalah, sementara motif penyerangannya pun tidak diketahui untuk apa.
Arogansi anggota TNI seperti ini biasanya kalau bertindak secara liar tanpa komando, sangatlah jauh kemungkinannya, karena secara hirarki tidaklah mungkin mereka berani melakukan pelanggaran apa lagi kekacauan kalau tidak diketahui atasannya.
Analisa saya, sangat mungkin ada upaya untuk membuat kekacauan dan gangguan keamanan, dan sangat mungkin penembak misterius dari mobil Yaris itu pun sudah direncanakan, untuk dijadikan alasan agar bisa membuat suasana tambah kacau karena ada anggota TNI yang luka. Kalaulah penembak misterius itu orang lain, maka sangat mungkin dan mudah, 200 anggota TNI bermotor mengejarnya, tapi kenapa itu tidak dilakukan.
Panglima TNI harus menindak 200 aparat TNI yang sudah berbuat keonaran, kalau itu tidak dilakukan, maka wibawa Panglima TNI dimata masyarakat akan sangat buruk, dan korp TNI pun akan dianggap arogan dan mengacau keamanan.
Berita lengkapnya baca ini: