Pada tahap awal Komisi Pengawas PD memanggil Ajeng Ratnasuminar dan Ruhut Sitompul, Ratna dianggap telah menyebarkan hasil rapat internal Dewan Pembina PD, sedangkan Ruhut di panggil karena terlalu sering mengeluarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan ketentuan partai, dan juga karena masalah rumah tangganya.
Sebagai seorang Purnawiran Jenderal, TB Silalahi dianggap pantas menduduki Komisi Dewan Pengawas Partai, dan dianggap bisa menjinakkan kader partai suka mbalelo. Dalam menertibkan kader partai yang bermasalah, TB melakukan cara yang persuasif, memang itulah cara yang terbaik.
Sebelum berhadapan dengan TB Silalahi, Ajeng sempat mengeluarkan pernyataan, "Apa salah saya sampai ditegor komisi pengawas," tapi lain lagi setelah berhadapan dengan TB Silalahi, Anggota Dewan pembina ini sebelumnya sempat menguak adanya gerakan internal mencopot Anas, bahkan menyebutkan empat nama calon penggantinya. Begitu hal ini ditanyakan pada Ajeng, Ajeng bilang 'saya keliru, kalau salah, saya minta maaf'," kata TB Silalahi.
Bagaimana dengan Ruhut ? Apakah TB Silalahi bisa memperingatkan Ruhut ? Sementara selama ini yang dihormati Ruhut di Demokrat itu hanyalah SBY, seperti yang sering dia katakan pada Media. Mengenai Ruhut, TB tak hanya bertanya tentang gerakan internal partai dan pernyataannya yang kontroversial. "Kami tanya juga tentang sanksi Badan Kehormatan," kata pria yang sekarang merangkap menjadi Sekretaris Dewan Pembina ini.
Memang menyelesaikan semua permasalahan internal di tubuh Partai Demokrat adalah sesuatu yang sangat krusial dan perlu dibenahi, tapi tidaklah akan membantu banyak untuk memperbaiki citra partai demokrat, yang paling nyata bisa dilakukan SBY untuk memperbaiki citra demokrat dan Citranya sendiri adalah, menegakkan hukum dan menyelesaikan segera semua kasus korupsi yang menyangkut kader demokrat.