Jadi sangat wajar kalau LSM Fitra menuding Marzuki hanya makan gaji buta, sangat tidak mungkin seorang ketua BURT tidak tahu menahu apa yang direncanakan dan dikerjakan Setjen DPR, yang nota bene adalah dibawah pengawasannnya. Kalau benar Setjen bekerja tanpa perlu persetujuan Ketua BURT atau Ketua DPR, itu artinya keberadaan Marzuki dalam posisi itu hanyalah sebagai boneka yang tidak memiliki kewenangan apa-apa.
Dengan berteriak kesana kemari, Marzuki malah semakin mempermalukan dirinya sendiri, bobroknya sebuah lembaga tidak terlepas dari buruknya kepemimpinan dalam lembaga tersebut, kesalahan bawahan tidak terlepas dari lemahnya kepemimpinan atasannya. Sangat tidak salah kalau dikatakan banyak orang apa yang dilakukan Marzuki itu hanya untuk pencitraan diri, dan terkesan sangat politis. Tapi mana ada sih politisi yang bertindak tidak politis, apa yang dilakukan dan diucapkan semua terkait kepentingan secara politis.
Ingin selalu mengeluarkan pernyataan yang kontroversial juga merupakan trik politik untuk menaikkan populeritas, dan itulah cara politisi untuk senantiasa terlihat eksis. Tapi kali ini, apa yang dilakukan Marzuki, bukan lagi persoalan yang kontroversi, tapi malah menjatuhkan kredibilitasnya sendiri, makanya saya mengatakan Marzuki Manepuk Air Didulang, karena apa yang dilakukannya, akhirnya menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, ditambah lagi dengan keinginannya memecat Setjen DPR, ini menjadi terkesan sangat kekanak-kanakan.