"Saya bangga pada Sondang Hutagalung. Namun rakyat tidak akan terpancing dengan isu seperti itu. Orang sudah mati diarak kemana-mana," ujar Ruhut, Minggu (18/12/2011).(Tribunews.com) Lagi-lagi perkataan Ruhut Sitompul terkesan sangat mencari perhatian, kalau masyarakat tidak melakukan reaksi terhadap Bakar Diri yang dilakukan Sondang Hutagalung, sebaiknya jangan dipancing lagi agar masyarakat memberikan reaksi. Atau jangan-jangan diam-diam Ruhut memang menginginkan masyarakat memberikan reaksi, agar terjadi kerusuhan besar, dan Ruhut merupakan "Musuh dalam Istana." Sering sekali ucapan ruhut terkesan mencari muka, dalam setiap memberikan tanggapan terhadap suatu kejadian, seperti kasus Sondang ini Ruhut mengeluarkan pernyataan : Saat ini banyak yang ingin menjatuhkan SBY dengan berbagai cara dan memanfaatkan isu-isu yang sedang hangat. Namun menurutnya, semakin SBY dizalimi, maka akan semakin dicintai rakyat. "Pak SBY ini mau dizalimi. Tetapi semakin dizalimi, SBY semakin dicintai rakyat," kata anggota Komisi III DPR RI ini. Ucapan Ruhut ini sangat bertentangan dengan kenyataannya, mestinya dia juga harus memberitahukan rakyat yang mana, berapa persen dari rakyat Indonesia masih mencintai SBY, apa indikasinya rakyat mencintai SBY. Padahal pada kenyataannya setiap kunjungan SBY keberbagai daerah selalu ditolak masyarakat dengan berbagai demo. Ucapan seperti Ruhut itulah yang membuat SBY tidak pernah merasa bersalah dengan rakyatnya, karena orang-orang disekitar SBY cuma pandai mencari muka, sehingga apa yang dikatakan berbeda dengan kenyataannya. Kalau rakyat mencintai SBY, tidak mungkin banyak reaksi masyarakat terhadap kepemimpinan SBY. SBY tidak di dzolimi, tapi malah sangat terkesan mendzolimi. Parameter apa yang digunakan Ruhut untuk mengatakan SBY masih dicintai rakyatnya, seharusnya Ruhut kalau bicara jangan sekedar untuk cari muka, tapi harus melihat fakta dalam masyarakat yang sebenarnya. Padahal, seperti yang diberitakan Tribunews.com :
Aksi bakar diri mahasiswa Universitas Bung Karno, Sondang Hutagalung, di depan Istana Negara, memicu reaksi dari berbagai aktivis kampus dan LSM. Mereka menilai aksi bakar diri tersebut sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintahan SBY-Boediono. Sumber berita: Tribunews.com
KEMBALI KE ARTIKEL