Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Wiranto, Sosok yang Dibenci Amerika

21 November 2011   01:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:24 1601 1
“Karena kan, Amerika memiliki kepentingan -kepentingan terhadap penguasa yang ada di republik ini. Amerika akan merestui yang bisa diajak kompromi untuk menjaga kepentingan-kepentingannya, tentu,”

Demikian yang dikatakan Syarifuddin Sudding, salah seorang petinggi partai Hanura ketika dikonfirmasi soal dokumen Amerika yang dibocorkan situs Wikileaks, Amerika Serikat (AS) tidak ingin mantan Pangab Jenderal Purnawirawan Wiranto menjadi Presiden.

Dalih AS tidak bisa menerima Wiranto menjadi Presiden adalah karena Wiranto terkait kasus pelenggaran HAM di Timor Timur, kasus ini menjadi sorotan kongres dan ini akan merumitkan hubungan kedua negara(Amerika - Indonesia), padahal sebetulnya karena Wiranto pernah menolak dengan tegas rencana pendirian pangkalan Militer AS di wilayah Indonesia.

Padahal Amerika pernah memberikan persetujuan terhadap Pencalonan Wiranto pada Pemilu 2004, seperti yang pernah disampaikan Duta Besar AS di Indonesia, Ralph Boyce,  seperti dikutip The Jakarta Post. “Kami (AS, red) bersedia bekerja sama dengan siapa saja yang keluar sebagai pemenang dari proses pemi-lihan yang bebas,” dan pada kenyataannya SBY yang jadi Presiden.

Pernyataan seperti ini biasa diucapkan politisi, Boyce megeluarkan pernyataan tersebut hanya untuk menenangkan wartawan yang terus mendesaknya, karena dia tidak ingin apa yang sebetulnya yang diinginkan AS itu tercium ke masyarakat Indonesia, namun akhirnya dokumen yang sudah dirahasiakan sekian lama terbongkar juga.

Yang jelas, Pak Wiranto itu adalah orang yang tegas. Beliau punya komitmen punya kedaulatan dan kemandirian bangsa yang tak tak mau diintervensi oleh bangsa-bangsa asing.”

“Kalau memang dokumen (Wikileaks) itu benar, AS memang takut dengan Pak Wiranto karena sebagai sosok yang tak mau didikte,” demikian Syariduddin.

Agaknya apa yang dikatakan Syarifuddin ini ada benarnya, karena Wiranto tidak selentur SBY, dan Amerika memang lebih menyukai SBY daripada Wiranto. Dan pada kenyataannya hubungan Indonesia dan Amerika selama pemerintahan SBY terjalin dengan sangat mesra, gimana tidak mesra freeport indonesia merupakan penyumbang terbesar pada Amerika dibandingkan Freepot lainnya.

Sebetulnya sosok yang patut memimpin Indonesia ini adalah sosok yang bisa tegas, namun tegas bukan juga berarti kaku, tapi juga tidak boleh terlalu lentur, sehingga Amerika bisa dengan seenaknya mengintervensi setiap kebijakan pemerintah.

Akankah Calon Presiden 2014 nanti tetap meminta restu Amerika Serikat ? sepertinya akan seperti itu selamanya, selama Indonesia terus menggantungkan hidup kepada negara lain.

sumber tulisan :

http://www.tribunnews.com/2010/12/05/amerika-tak-mau-wiranto-jadi-presiden
http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/message/32009

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun