Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Menuntut Ilmu 5 hari di Negeri Cina (Modernisasi Bisnis Pariwisata Mengutamakan Kearifan Lokal)

18 Juni 2013   23:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:47 441 0

Program Magister Manajemen (konsentrasi Manajemen Pemerintahan dan Keuangan Daerah (MPKD) dan konsentrasi Bisnis), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung merupakan Program Pasca Sarjana jalur profesi dengan komitmennya yang kuat untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan entrepreneurial dan manajerial yang handal dalam menghadapi situasi berketidakpastian dan mengglobal, serta mampu berdaya saing yang menghasilkan nilai berlebih.

Pelaksanaan International Field Study merupakan serangkaian aktifitas yang wajib diikuti oleh mahasiswa Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lampung, Angkatan XIII Tahun Akademik 2012/2013 dengan tujuan negara Republik Rakyat China (RRC) khususnya kota Beijing – Sanghai , 19 – 24 Mei 2013. Sebagai bagian dari muatan materi Seminar Problematika untuk mewujudkan keterkaitan dan kesepadanan (link and match) antara pemahaman konsep teori dan kondisi aktual dan praktikal dalam dunia kerja dalam era globalisasi, khususnya untuk memajukan pembangunan di wilayah provinsi Lampung.

Peserta International Field Study (62 anggota) melaksanakan kunjungan langsung ke Daqin perusahaan software mobile phone di Beijing barat, yang menyerap lapangan kerja untuk 20 karyawan yang berusia masih sangat muda (rata-rata baru menyelesaikan bangku kuliah) dan tercatat omzetnya mampu mencapai Rp 1,8 milyar per tahunnya. Kunjungan utama kedua adalah di Shanghai University of Finance and Economics (SUFE), yang didirikan pada tahun 1917, universitas riset terkenal memiliki peringkat bagus di dunia. Sebagai universitas tertua di Cina, SUFE telah mengembangkan semangat sendiri selama bertahun-tahun. Di Kota Shanghai terdapat beberapa universitas yang cukup populer, antara lain:

1.Shanghai Jiao Tong University;

2.Shanghai Normal University;

3.Shanghai Fudan Univeristy;

4.Donghua University;

5.Shanghai University of Finance and Economics (SUFE).

Dari kelima universitas tersebut, SUFE menjadi salah satu universitas yang memiliki reputasi terbaikdi China.Menurut Mr. Wang (bagian humas SUFE) memiliki 634 dosen pengajar dan telah malaksanakan kegiatan “join overseas country” sejak tahun 1996, Saat ini tercatat 35 mahasiswa berasal dari negara Indonesia¸ kunjungan langsung dari perguruan tinggi di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan oleh Universitas Lampung melalui “International Field Study” ke depan diharapkan semakin banyak kerja sama dengan perguruan tinggi dari Indonesia.

Selain itu 62 anggota rombongan International Field Study melaksanakan kunjungan langsung ke beberapa pusat bisnis pariwisata modern di kota Beijing dan Sanghai untuk mengetahui secara komprehensif terkait peranan pemerintah Republik Rakyat Cina yangmengutamakan Kultur Kearifan Lokal dan memasarkan Produk UMKM melalui pelaku bisnis pariwisata secara modern.Melaksanakan ATM (Amati Tiru dan Modifikasi) pada beberapa pusat bisnis pariwisata di Beijing (kota pusat pemerintahan yang memiliki 29 juta penduduk) dan Sanghai (kota pusat bisnis yang memiliki 35 juta penduduk dan biaya hidup lebih tinggi dengan sewa flat setara rumah tipe 36 m2 senilai Rp 4 juta per bulan).

Pemerintah dengan segala keterbatasannya tidak dapat melakukan sendiri dalam pengembangan industri pariwisata karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki pemerintah baik itu dalam bidang kapital atau modal, sumber daya manusia (SDM) ataupun bidang manajemennya. Dengan demikian pemerintah harus melakukan kerja sama atau bermitra dengan aktor lain yaitu sektor privat (swasta) maupun masyarakat.

Kebutuhan kemitraan dengan melibatkan negara, swasta dan lembaga sosial kemasyarakatan baik di tingkat lokal dan internasional menjadi kebutuhan yang urgen bagi pemerintah. Dalam posisi seperti ini, kebijakan negara sangat bermakna, tidak saja sebagai fungsi regulatif dalam negeri tetapi juga fungsi strategis dalam hubungan internasional. Dengan demikian, maka kebijakan pengembangan pariwisata di satu negara tidak dapat dianalisis tanpa mengkaitkan dengan kepentingan kemitraan antar pemerintah, bisnis dan masyarakat.

Memodernisasi Bisnis Pariwisata dengan Mengutamakan Kultur Kearifan Lokal

Pembukaan jalur baru sepanjang 2.298 km (1.425-mile) antarakota Beijing ke kota Guangzhou berarti bahwa para penumpang dari ibukota negara ke kawasan penghubung komersial di wilayah selatan Cina akan menempuh hanya dalam 8 jam perjalanan, bandingkan dengan 22 jam perjalan yang harus ditempuh. Kereta api cepat akan melakukan perjalanan dengan kecepatan rata-rata 300 kilometres per jam sepanjang jalur relyang termasuk 35 pemberhentian di beberapa kota utama seperti kota Zhengzhou, kota Wuhan dipinggir sungai Yangtze and kota Changsha.(http://www.telegraph.co.uk/finance/china-business/9766125/China-launches-worlds-longest-bullet-train-service.html).

Konsep “Chinese dream” yang didengungkan oleh Presiden Xi Jinping dapat menjadi benchmarking bagi konsep “kultur kearifan lokal Indonesia” dalam mengembangan bisnis pariwisata modern. Secara fundamental ketika budaya warga Cina berasimilasi dengan budaya Amerika dan Eropa, budaya warga Cina tidak akan menjadikanreplika dari budaya warga Eropa dan Amerika, hal tersebut hanya akan menjadikannya lebih memperkaya dan melengkapi budaya warga Cina dan pada saat yang sama akan memiliki daya yang lebih besar. Yayasan kebudayaan Cina mempercayai, dan hal tersebut sebagai prasyarat pencapaian dari impian warga Cina(the Chinese dream).

Gagasancultural subjectivity,” or wenhua zhutixing (文化主体性), adalah bekerja melekat dalam jantung jiwa nasionalisme warga Cinayang dapat diartikan sebagai inti nyata dari impian warga Cina menurut Presiden Xi Jinping. Impian dari peremajaan lagi secara nasional, kebangkitannegara Cina dalam segala keunikan dalam kejayaan, ideologi dari keunikan menjadi terdepan dalam menekan naluri kreatif dari masyarakat Cina dan memberdayakan kesatuan budaya. (David Bandurski,China’s tyranny of uniqueness, 14 Juni 2013,http://cmp.hku.hk/2013/06/14/33486/).

Modernisasi bisnis pariwisata untuk memasarkan produk UMKM dan budaya kearifan lokal jika dapat dikemas sebagai bisnis pariwisata secara modern (menyediakan fasilitas keamanan; kenyamanan infrastruktur jalan, sarana transportasi, sarana perhotelan/ homestay rumah penduduk terdekat dengan lokasi, tempat transit/ persinggahan rutin (pesanggrahan/rest area sekaligus untuk memasarkan produk lokal/UMKM) dan kepuasan pelanggan (harga yang dibayar sesuai/wajar dengan fasilitas jasa/objek wisata yang dinikmati) pasti akan mendatangkan wisatawan lokal, nasional maupun internasional yang akan menyumbang PDRB cukup signifikan.

Beberapa lokasi yang dikunjungimemasarkan produk-produk asli UMKM masyarakat Cina dengan berbagai tingkatan kualitas adalah:

oProduk kerajinan 23 jenis warna Batu Giok, harga yang ditawarkan mulai ¥ 50 di Bona Jade Museum – kota Beijing.

oXing Mei Life Plaza dan Jalan Wang Fu Jing Pusat Perdagangan UMKM di kota Beijing, kita dapat lokasi pasar sempurna karena tawar menawar harga terjadi (barang senilai harga ¥ 280 dapat ditawar menjadi ¥ 50 sampai dengan ¥ 100). Harga air mineral standar ¥ 5 sampai dengan ¥ 7 dengan kurs ¥1 = Rp 1.600, termahal di bandara Sanghai untuk kemasan 1 liter ¥ 40).

oKlinik akupungtur Ge Sang menawarkan obat-obatan yang diolah langsung oleh tabib ternama dari Tibet

o Klinik Poi Su Tan menawarkan obat-obatan produk herbal untuk mengobati luka bakar dan pengobatan menggunakan air minum yang disimpan dalam batu alam sebagai media)

oProduk kerajinan kain, bantal dan cover bed dari benang olahan kepompong ulat sutera di Perusahaan Tian Hou Silk – kota Sanghai.

oPusat perdagangan produk UMKM dan fasilitas senam kesehatan jasmani (thai chi), kebudayaan (theater out door)diJalan Nan Jing – di kota Sanghai.

oProduk kosmetik dan cendera mata/perhiasan dari bahan baku mutiara tiram danau /oyster di kota Suzhou.

oSungai Wang Po – Shanghai, dua sudut pandang yang berbeda modernisasi infrastruktur dan perawatan bangunan jaman kolonial.

oShanghai World Financial Center ; Lokasi : Pudong , Shanghai , Cina; Di bangun tahun : 1997- 2008; Dibuka : 28 Agustus 2009; Tinggi : 494,3 m; Lantai teratas : 474,0 m; Jumlah lantai : 101

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun