Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Hari Kartini Sebagai Bahan Kontemplasi

22 April 2014   02:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22 91 0
HARI HARTINI - Momen 21 April selalu diperingati dengan berbagai macam perayaan di sudut-sudut negeri. Di kalangan pelajar, mengenakan kebaya, dengan berdandan ala "Wong Jowo" sudah tentu lazim adanya. Begitu juga di kalangan pekerja wanita, yang antusias memakai baju kebaya, berkonde, berias bak ratu sehari. Jasa tata rias atau yang biasa disebut salon hari ini kebanjiran pelanggan. Baju-baju kebaya ludes disewa oleh para orangtua yang menginginkan anaknya tampil menawan. Hari Kartini seakan menjadi magnet dan mendarah daging  di benak rakyat Indonesia. Tak pernah senyap di saat pertengahan April. Semua pasti berbondong-bondong menyambut hari lahirnya Pahlawan Emansipasi Wanita, RA. Kartini. Riuh-gaduh semarak Hari Kartini barangkali sulit untuk dianologikan lewat kata-kata, itu karena masyarakat dengan caranya sendiri begitu kreatif memaknainya. Tapi adakah kita sadar bahwa masih banyak di antara mereka yang kurang mengerti hakikat sebenarnya Hari Kartini? Mangga kita kaji.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun