Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, Sebuah Ironi yang Luka

5 September 2024   06:08 Diperbarui: 5 September 2024   06:22 65 1
Di balik gegap gempita dunia pendidikan, tersembunyi realita pahit yang menghantam jiwa para guru, yang selama ini disebut sebagai "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa." Sebuah julukan yang seharusnya menyanjung, tetapi justru menjadi rantai yang membelenggu mereka dalam keheningan. Di balik senyum mereka saat mendidik anak-anak bangsa, ada luka yang semakin menganga, sebuah ketidakadilan yang sudah terlampau lama dibiarkan.

Sudah terlalu lama para guru menjadi mesin penggerak pendidikan, berjuang tanpa henti di tengah keterbatasan yang melumpuhkan. Mereka mendidik generasi masa depan di sekolah-sekolah yang kadang jauh dari layak, dengan fasilitas minim, gaji yang tak sebanding dengan pengorbanan, dan tanpa jaminan keamanan yang memadai. Di pundak mereka diletakkan tanggung jawab besar untuk mencerdaskan bangsa, tetapi apa balasannya? Gaji yang tak cukup untuk bertahan hidup. Mereka terpaksa bekerja sambilan, menambal kebutuhan yang seharusnya sudah terpenuhi oleh profesi yang mulia ini.

Sudah cukup! Julukan "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" kini berubah menjadi tameng yang meredam suara perlawanan. Di balik pujian kosong itu, ada ekspektasi tak manusiawi yang mewajibkan guru untuk ikhlas menderita. Masyarakat, yang dengan naif menganggap profesi ini sebagai panggilan suci, seakan merestui ketidakadilan yang dialami para guru. Guru dianggap harus rela bekerja tanpa tuntutan, tanpa hak, tanpa suara. Stereotip inilah yang selama ini menindas, membungkam, dan merampas martabat mereka!

Wahai para guru, bangkitlah dari diam kalian! Ini adalah saatnya kalian bersuara! Kalian bukan budak dari sistem pendidikan yang korup. Kalian bukan boneka yang bisa dimainkan oleh kebijakan-kebijakan yang tidak pro-guru. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun