Selama ini apa pernah kita berfikir tentang dampak yang terjadi dari apa yang pernah kita sampaikan kepada orang lain? Sadarkah bila apapun yang kita sampaikan akan memberi efek kepada si penerima (baik positif / negative) ?
Kami mengangkat kasus dari seorang anak perempuan berusia 17 tahun yang sedang berjalan – jalan dengan kawan lelakinya, di sebuah Mall. Tiba – tiba ditarik paksa untuk pulang oleh sang ayah. Dijambak serta dimaki – maki di hadapan ratusan pengunjung Mall. Kebengisan sang ayah tak sampai disitu. Setelah sampai di rumah si anak gadis mendapatkan pula kekerasan fisik lain yang jauh lebih parah. Dipukul, di injak –injak, di tampar. Alhasil sang anak malah kabur dari rumah. Tak memberi kabar. Ponsel dimatikan. Dan membawa baju hanya seperlunya saja.
Kira – kira apa yang dirasakan si anak? Malu? Senang? Sedih? Bahagia? Apa itu adalah jalan keluar? Apa ada kepuasan tersendiri yang dirasakan orangtua jika sudah melihat anaknya terluka mental dan fisik? Apa tidak membayangkan hal yang jauh lebih buruk akan menimpa sang anak di luar sana?
Jangan merasa bangga jika anak merasa takut pada orangtua. Jika mereka hanya takut mendapat kekerasan. Bukan takut karena image orangtua yang memang harus dihormati.