Dulu waktu masih segede tuyul, saya pernah menangis melihat para pengemis berkaki buntung dan anak-anak pengungsi yang menjadi korban kekerasan, itu semua bermula sejak konflik agama pecah di Maluku. Saya sering menyendiri dan menatap langit seraya mengirimkan jutaan tanda tanya pada sang khalik, bahkan saya masih ingat persis saat-saat dimana saya meragukan kebaikan Tuhan yang terkesan tak berimbang. Tentu para orang-orang susah dan cacat fisik yang selalu menjadi barometer saya untuk mengukur sejauh mana kasih Tuhan kepada umatnya.