Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Mapala Tursina: Sebuah Puisi Akrostik

27 Desember 2022   01:55 Diperbarui: 27 Desember 2022   01:58 238 22
Menjumpai satu titik dalam suatu ketiadaan.
Alangkah baiknya jika tahu tentang satu dari yang lain.
Perihal rasa atau arah yang harus menjadi hilir.
Akupun bertanya pada tiap tetes hujan yang sengaja menjatuhkan diri.
Lalu ia bergeming karena tak mengerti,
Apa yang tengah menjadi jawab akan bimbang kali ini.
 
Tuhan selalu bisikkan jawab.
Ulang kali, namun seolah tersumbat.
Ribuan kali yang lain dendangkan asa,
Sampai pengar telinga hingga buatnya kebal.
Interaksi manusia memang aneh nan lucu.
Niat mencari, lantas membuta akan apa yang ada sedari dahulu.
Alangkah rumit, kehidupan yang menyertai suatu mahluk.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun