Ini tentang sahabat . Oh bukan , dia lebih dari sahabat . Kalau begitu bisa disebut dia kekasih , ya , dia kekasihku . Menemaniku sepanjang waktu . Dari pagiku hingga malamku . Dari waktu sibukku hingga luangku . Dari waktu laparku hingga kenyangku . Ya , seperti yang dulu , dulu sekali pernah kuceritakan , 24 jam sehari , hanya di waktu tidur kita berpisah . Oh ya , saat mandi , sepertiny tidak perlu dijelaskan . Dia masih , masih dia yang menemaniku , Kalau tidak salah kuingat , 1 tahun sudah dia kita berkenalan . Mendaki titik tertinggi permasalahan , lalu turun dari puncaknya bersama . Bukankah seharusnya memang bersama ? meski salah satunya harus menyerah sesaat lalu memilih untuk menggunakan tanda SOS . Puncak kali ini lebih mudah kita daki , daripada kita lalui jalan pulangnya .
Lewat dia aku mengenal banyak hal , tahu banyak hal, mengerti banyak hal . Bahkan , yang aku sudah kenal, tahu , dan mengerti . Dia lah yang kembali menjelaskannya dengan sabar , bukan sabar seperti yang dibayangkan , dia menjelaskna seperti aku tak pernah lebih tahu dari dia . Aku diam . Ya , dia segalanya , dia luar biasa . Bagi dirinya , untukku dia lelaki biasa . biasa mencuri perhatianku . Lesu .
Kadang aku lebih memilih untuk menggunakan panggiilan darurat daripada harus menuruni puncak bersamanya . Aku lebih memilih untuk diam . Bukan tidak mau menyelesaikan , tapi maslah itu pasti akan terulang . Aku bosan mendaki puncak yang sama berulang kali . Aku lebih memilih menunggu di puncak , memanggil bantuan , lalu pulang . turun dengan mereka yang tidak tahu untuk apa aku mendaki . Turun bersamanya membuatku tenang sebentar , lalu mendaki , lalu turun lagi , Iya LELAH .
Banyak alasan , usia 25 ku , dan tanggung jawab yang ada di pundakku . Bersamanyalah akan kulewati hidup ini . Ya rencananya demikian . Kita , aku dan dia menyiapkan bekalnya masing-masing . Kadang aku memberatkannya dengan menitipkan bekalku , begitu pula sebaliknya . Aku heran , kenapa kita saling memberatkan ? bukankah kita akan melewati jalan itu bersama ? Mnedaki dan menuruni bersama ? mungkin nanti bukan lagi mendaki , tapi menyelam , tenggelam , bukankah kita akan bersama bertemu di permukaan lagi ? ataukah harus aku bawa tabung oksigenku sendiri ?
Berubah itu pasti , ke arah yang lebih baik ? Relatif . Aku amsih menunggu , sepertinya waktu pun tetap berputar . lebih baik aku berjalan , mengitari hutan . menunggumu , untuk kembali kita lalui puncak itu bersama , dengan bekal yang lebih dari cukup , agar di puncak , kita bahagia . bukan lelah karena kehabisan bekal :)