"Brom brom, Ujang udah salam sama ibu belum?"
Ucap bapak itu pada anaknya.
"Tiati nak. Jangan lupa pulang sekolah langsung pulang."
"Iya bu, Ujang pergi dulu ya. Assalamu'alaikum."
Sambil mencium punggung tangan ibunya
"Hati hati ya pak, jang."
Mereka pun melaju dengan motor vespa itu. Motor yang sedari dulu sudah menemani hidup bapak dan  ibu Ujang. Hingga kini Ujang sudah duduk di bangku SMA.
Sesampainya di gerbang sekolah, Ujang menyalami bapak. Bapak pun segera pergi menuju kantor.
"Jang, udah tahun berapa ini? Bapakmu masih pake motor itu, hahahahah."
"Iya tuh, nggak tau. Hahahahaha."
Ucap teman teman Ujang padanya. Ujang pun berkata pada mereka sambil melempar senyuman.
"Loh, nggak papa kan? Nggak da yang salah dengan vespa bapakku. Malah aku bangga, aku masih bisa diantar oleh vespa itu. Kenapa? Kalian nggak diantar sama orang tua kalian ya?
Oh iya lupa, orang tua kalian kan sibuk. Ke kelas dulu ya."
Malam harinya, saat makan malam Ujang bercerita kepada bapak dan ibunya.
"Pak, buk. Ujang, pengen diantar terus ke sekolah pake motor vespa."
"Udah toh jang, makan dulu makananmu."
"Nggih buk."
Tak da rasa kecewa di hatinya. Yang dia tanamkan pada dirinya, suatu saat nanti ia akan merindukan dibonceng vespa bapak ke sekolah. Aku harus menikmati masa masa ini, tak ingin ada penyesalan di akhir. Aku bangga punya bapak dengan motornya.