Bukan tanpa sebab, korban yang terinfeksi semakin bertambah, pemerintah juga terus menanggulangi dengan menaruh perhatian khusus terhadap wabah itu. Sebab dampak dari adanyan virus tersebut  bukan hanya pada perekoniman seperti harga terhadap kebutuhan dasar medis seperti antiseptic dan masker mengalami kenaikan harga yang seginifikan, bahkan dari segi Pendidikan terpaksa dikorbankan.
Langkah tersebut juga menindaklanjuti surat keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020, tentang gugusan tugas percepatan penanganan Covid 19 dan hal ini juga sejalan dengan salah satu rekomendasi World Health Organization (WHO) yang secara khusus menyorot perkembangan di Indonesia.
Melihat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Aceh Barat meliburkan seluruh aktivitas sekolah mulai dari jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat dan seluruh pergururan tinggi baik negeri maupun swasta. disusul juga dengan surat edaran pemberhentian sementara aktivitas kerja, berkumpul, dan menghindari kerumunan menjadi salah satu langkah yang baik untuk pencegahan Corona.
Siap tidak siap, menerapkan upaya pembatasan social harus kita laksankan, walaupun semua mesti "dirumahkan" . Nah, disini saya sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh  yang merasakan langsung bagaimana harus beradaptasi dengan menjalankan kehidupan selama pandemic virus corona ini. Seperti terpaksa belajar atau kuliah di rumah masing-masing dengan system daring atau online.
Proses pembelajaran jarak jauh kini sudah berlangsung kurang lebih dua pekan, namun kesiapan saya untuk menjalankan kuliah system daring bisa dikatakan terpaksa siap, apalagi ketika saya mendengar belajar online ini akan perpanjang hingga beberapa bulan kedepan, karena menurut saya kuliah online ini banyak sekali kekurangannya dan bagaimanapun kuliah tatap muka tidak akan tergantikan karena kita langsung mendapatkan stimulus dari dosen dan lebih paham saat dijelaskan.
Mungkin, bagi sebagaian orang, system belajar jarak jauh ini tentu tidak menjadi kendala karena tersedianya fasilitas, seperti memiliki jaringan Wifi dirumah dan akses internet yang bagus. Namun bagi saya yang anak perantau harus tetap berdiam di kos-kosan untuk demi mengetahui tugas-tugas yang apa yang deberikan oleh dosen karena aksesibilitas yang kurang memadai dan juga dari segi pulsa internet yang membengkak.