Apakah istirahat, hanya tidur?
Saya rasa tidak demikian. Akan tetapi tidur merupakan salah satu dari bentuk istirahat. Karena ketika kita tidur, maka organ tubuh yang biasanya aktif bekerja ketika kita terjaga juga akan beristirahat. Sehingga ketika kita terbangun pikiran akan lebih baik daripada sebelumnya. Dan akan berdampak positif pula pada jasmani kita. Tidur yang sempurna tidak harus dalam waktu yang lama. Tetapi meskipun hanya sebentar yang terpenting kita merasa “nyenyak” saat tertidur.
Pengalaman saya pribadi, kepala saya akan pusing apa bila tidur dalam lama, tetapi kurang kondusif. Misalnya terganggu dengan lingkungan yang bising, sehingga saya sering terbangun karena kaget. Atau hal hal yang lainnya. Saya sering pula tertidur dalam waktu yang tidak terencana dan itu lebih “nyaman” meskipun hanya selang beberapa menit. Misalnya ketika pulang kuliah, karena lelah saya berniat sekedar merebahkan badan dan ternyata tertidur beberapa menit. Setelah terjaga pasti saya merasa lebih segar dan beraktivitas lebih lancar. Itu yang saya maksud tidur berKUALITAS, bukan sekedar KUANTITAS. Tidur sebentar tapi “nyenyak, daripada tidur lama tapi tidak “nyenyak”.
Begitu pula dengan metode penelitian. Ada kualitatif dan kuantitatif. Jika saya ringkas secara umum cirinya penelitian kualitatif subjeknya tidak perlu banyak. Tapi kaya akan data yang didapatkan. Sedangkan kuantitatif membutuhkan subjek yang lebih banyak. Seperti itu sekilas gambaran pemahaman saya.