Hanya tinggalkan saksi bisu, di dunia mereka tak bakal berkisah.
Namun rangkaian ucap, manis... kan selalu menggaung dalam rongga indera pendengar.
Sentuh, dekap serta kecup tanggalkan rasa di relung sanubari.
Memori yang berulang terputar, koyakkan syaraf. Jejali sel sel terkecil, tertimbun sumbatkan otak.
Bahkan nama milikmu, menggema...
Andai ini berupa peluru, tentu ia telah tembus jantung. Kan kucongkel, sungguh..meski kuras seluruh darah.
Jika saja cuma sebilah pedang, tertancap tepat di ulu hati. Maka cabut saja, meski jiwa kan turut melayang.
Karena tak ada beda. Tanpamu aku 'mati' kosong seperti zombi.