Pertimbangan inilah yang membuat mayoritas warga Jawa Tengah menambatkan pilihan mereka kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah nomor urut dua, Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen. Dukungan tersebut bahkan terlihat masif dari kalangan NU seperti sebab melebihi urusan politik, Pilgub Jawa Tengah juga menyangkut perihal upaya meneruskan perjuangan.
Setidaknya ada beberapa alasan lain mengapa pasangan ini mendapat dukungan penuh dari kalangan NU. Sebagai misal, nama Taj Yasin Maimoen (atau akrab disapa Gus Yasin) tidak bisa dilepaskan dari sosok legendaris NU, KH Maimun Zubair. Mbah Moen, sapaan akrab beliau, adalah ulama besar yang tak hanya dikenal karena kealimannya, tetapi juga ketokohannya dalam memadukan nilai-nilai keislaman dengan kebangsaan. Dalam ajaran dan sikapnya, toleransi adalah keniscayaan.
Mbah Moen sering mengingatkan bahwa keberagaman adalah rahmat. Dan siapa lagi yang lebih tepat mewarisi semangat itu kalau bukan Gus Yasin? Sebagai putra Mbah Moen, Gus Yasin membawa pesan yang sama---bahwa persatuan, toleransi, dan saling menghormati adalah nilai inti yang harus terus dirawat. Dukungan kalangan NU terhadap pasangan Luthfi-Yasin pun terasa alami, seolah keduanya menjadi perpanjangan tangan dari cita-cita luhur yang selama ini diperjuangkan Mbah Moen.
Fakta ini membuat banyak tokoh lintas agama yang mendeklarasikan dukungan mereka kepada Luthfi-Yasin. Seperti Gus Syafiq sebagai tokoh umat Islam di Jawa Tengah, serta I Nengah Wirta Dharmayana selaku Ketua PHDI Kota Semarang. Mereka mewakili tokoh lintas agama yang berkumbul dalam sebuah kesempatan yang turut dihadiri Kaesang Pangarep, memberikan dukungannya kepada Luthfi-Yasin dengan harapan tetap menjaga nilai-nilai toleransi dan kebhinekaan di Jawa Tengah ke depannya.
Kita tahu bahwa Jawa Tengah telah lama menjadi salah satu provinsi paling toleran di Indonesia. Kota-kota seperti Salatiga, Semarang, Magelang, dan Solo selalu berada di jajaran teratas dalam indeks toleransi nasional. Namun, menjaga reputasi itu tentu bukan pekerjaan mudah. NU, sebagai salah satu pilar sosial keagamaan di Jawa Tengah, memandang Luthfi-Yasin sebagai pasangan yang ideal untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan toleransi di provinsi ini.
Bagi NU, sosok Ahmad Luthfi yang dikenal dengan pendekatan tegas tapi humanis, serta Gus Yasin yang mewakili nilai-nilai tradisi NU, adalah kombinasi sempurna. Tidak hanya sebagai pemimpin yang mengerti masalah masyarakat, tetapi juga sosok yang dekat dengan akar rumput.
Apa yang membuat pasangan ini begitu dekat di hati warga NU adalah visi politik inklusif mereka. Luthfi-Yasin tidak hanya berbicara tentang agama, tetapi tentang bagaimana agama dapat menjadi perekat masyarakat. Dalam berbagai kesempatan, keduanya menegaskan pentingnya nilai tepo seliro, sikap saling menghormati, sebagai identitas masyarakat Jawa Tengah.
Pendekatan ini juga selaras dengan harapan NU untuk mendorong sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda. Sinergi ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah misi nyata: bagaimana toleransi tidak hanya menjadi jargon, tetapi hidup dalam keseharian masyarakat.
Pilkada Jawa Tengah bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang meneruskan warisan nilai. Bagi NU dan masyarakat Jawa Tengah, pasangan Luthfi-Yasin bukan sekadar kandidat, tetapi representasi dari perjuangan menjaga persatuan dalam keberagaman.