Sekitar pukul 13.30,aku sampai di satu tempat yang sebenarnya kumuh karena tempat ini adalah bekas stasiun di kota yang besar ini.
Lalu tiba2 sekelompok pria berjumlah 8 orang keluar dari gang di dalam pasar yang dulunya stasiun. Ada yg menggunakan syal,ada yg menggunakan celana skinny yg benar2 celana cewek,dan dada mereka juga diganjal (entah diganjal apa). Mereka saling tertawa seolah berjalan diatas catwalk tanpa memperdulikan keberadaanku di tempat itu. Aku hanya bisa menggeleng2kan kepalaku. Beberapa saat kemudian ada seorang pria buat berusia sekitar 30 tahun dan memaki2 seorang nenek tua yg berada di samping tembok rusuh. Semua makian dari pria itu membuatku tersentak dan ingin melakukan tindakan,tapi keadaan pria itu yang membuatku mengurungkan niat.
Aku lalu bertanya kepada Ibu tua di depanku
Aku : maaf Bu,itu siapa ya?? kenapa memaki nenek tua itu?
Ibu : itu Ibu.nya nak
Aku : (tersentak dalam hati) trus kenapa dimaki seperti itu??
Ibu : Ibu juga tidak tahu nak
Lalu kembali perhatianku fokus pada pembicaraan pria buta dan nenek tua itu yang disaksikan teman nenek tua itu dan berusia sebaya.
Pria Buta : wis gak ngurus aku!!!!! (Sudah,aku gak peduli!!)
Nenek Tua I : astaghfirullah,aku iki wong tuwomu le (saya ini orang tuamu nak).
Pria Buta : aku gak butuh wong tuwo koyo kowe!! gak taek2an!! (aku gak butuh orang tua seperti kamu!)
Nenek Tua II : heh...iku Ibu.mu!!!! duso kowe!! 9 ulan ng kandungan!!! (Hei...itu Ibu kamu!!! Berdosa kamu!! 9 bulan di kandungan!!)
Pria Buta : wis wis!!! Ojok melu2!!!! Ojok kakean cocot cuk!! (Sudah!! Gak usah ikut2!!! Jangan kebanyakan ngomong!!!
Aku bener2 gak habis pikir dan ingin naik pitam.. Tapi aku melihat kondisi pria buta itu. Seandainya pria itu dalam keadaan normal,aku akan mengambil keputusan 'aku atau dia yg pulang babak belur.'.