Kepada para mahasiswa mahasiswi, Banthe Panyavaro memaparkan dirinya bahwa hidup hanya untuk pengabdian kepada umat, sehingga beliau tidak memiliki kekayaan apapun selain kain yang dipakai pada tubuhnya.
Banthe menjelaskan prosesi Pindapata merupakan tradisi umat Budha dalam menyambut perayaan Trisuci Waisak. Prosesi Pindapata dilakukan dengan cara para umat Budha memberikan makanan kepada para Bikkhu dan Bikkhuni.
"Dalam prosesi pemberian bahan makanan ada aturan yang harus dipatuhi, misalkan yang perempuan tidak boleh menyentuh secara langsung Bikkhu dan yang laki-laki tidak boleh menyentuh langsung Bikhuni," tutur Bhante.
Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Tematik Moderasi Beragama Muhammad Fatkhan mengatakan tradisi keberagamaan masyarakat di Mendut sangat menjalin silaturrahim yang baik dengan Vihara.
"Sebenarnya banyak juga disini umat Islam yang bekerja di Vihara dan sudah berlangsung bertahun-tahun," tutur Pak Fatkhan.
Para mahasiswa KKN dijelaskan secara rinci terhadap kegiatan langsung umat Budha di Vihara. Dan itu merupakan suatu bentuk pengalaman moderasi beragama yang baik sebagai bentuk pelajaran yang dapat diterapkan ketika sudah kembali ke masyarakat.
Salah satu mahasiswi anggota Kelompok KKN Tematik Moderasi Beragama, Ainurrofiatul Ulya. Saya sendiri mempunyai kesan dan pengalaman yang mengesankan saat disana. Memiliki sebuah kehormatan tersendiri, karena diajak untuk mengikuti prosesi ritual keagamaan Budha diiringi dengan penjelasan oleh para Bikkhu dan Bikkhuni.
"Kegiatan ini menjadi pengalaman yang berkesan, kita semua mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan umat agama lain. Dan ini sangat mencerminkan keberagamaan yang  patut untuk menjadi contoh," kataku.
Hal ini bisa menjadi bekal kita nanti ketika sudah selesai studi dan kembali ke masyarakat.