Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Menjajaki Kemungkinan Penggunaan Mata Uang Regional ASEAN

26 Mei 2023   16:34 Diperbarui: 26 Mei 2023   16:39 83 2

        Pada tahun 2003, ASEAN telah mengusulkan pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2020, yang meliputi rencana mengadopsi mata uang tunggal pada tahun 2020. Sejak itu, tidak ada kemajuan signifikan dalam pengenalan mata uang tunggal ASEAN. Salah satu contoh penggunaan mata uang regional yang sukses adalah Euro di Uni Eropa. Penggunaan Euro telah memperkuat perdagangan antar negara anggota Uni Eropa dan meningkatkan stabilitas mata uang di kawasan tersebut. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika beberapa pihak di ASEAN juga mengusulkan penggunaan mata uang regional untuk konektivitas sistim pembayaran di kawasan ASEAN agar mencapai hasil yang sama seperti Euro

        Dalam pasar tunggal dan basis produksi tunggal di kawasan ASEAN, mata uang yang digunakan untuk pembayaran masih berjalan sendiri-sendiri tergantung pada kebijakan masing-masing negara anggota. Namun, dalam praktiknya, transaksi perdagangan antar negara anggota ASEAN umumnya menggunakan sistim pembayaran dengan mata uang dolar AS atau mata uang lokal negara asal penjual atau pembeli. seperti Rupiah di Indonesia, Ringgit di Malaysia, Baht di Thailand, Peso di Philipina dan sebagainya.


Wacana Penggunaan Mata Uang Tunggal Regional ASEAN

        Penggunaan mata uang regional khusus ASEAN sebagai sarana pembayaran dalam pasar tunggal dan basis produksi tunggal di kawasan ASEAN merupakan salah satu upaya untuk memperkuat integrasi ekonomi di kawasan. Salah satu alasan utama penciptaan mata uang regional ini adalah membantu mengurangi risiko selisih mata uang dalam perdagangan antar negara anggota ASEAN. Selisih nilai mata uang antara negara-negara anggota ASEAN dapat sangat berbeda sehingga dapat mempengaruhi biaya perdagangan dan investasi antar negara anggota ASEAN. Dalam jangka panjang, hal ini dapat tentu akan menghambat pertumbuhan ekonomi di kawasan.

        Negara-negara anggota ASEAN memiliki tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda. Beberapa negara mungkin memiliki ekonomi yang lebih maju dan stabil daripada yang lain. Selain itu negara anggota ASEAN juga memiliki kebijakan moneter dan fiskal yang berbeda, seperti suku bunga, inflasi, anggaran pemerintah, dan kebijakan pajak. Sehingga keberadaan uang regional ASEAN menjadi hal mendesak yang harus dilakukan untuk men-"sejajarkan" nilai mata uang negara anggotanya dalam konektifitas sistim pembayaran transaksi perdagangan dan ekonomi di kawasan ASEAN .

        Peran Indonesia sebagai inisiator dan pendukung dalam pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) dapat mendorong integrasi dan kesejahteraan di ASEAN dengan mengupayakan sistim pembayaran menggunakan mata uang regional ASEAN. Jika hal ini diberlakukan tentu menjadi keuntungan  bagi negara anggota ASEAN karena selisih mata uang dalam pembayaran dengan dolar AS atau mata uang negara asal penjual atau pembeli bisa dihindari sehingga akan menambah devisa bagi masing-masing negara anggota ASEAN.

        Dalam pelaksanaannya tentu Bank Indonesia sebagai bank sentral di Indonesia dan bank-bank sentral negara anggota ASEAN akan berupaya bersinergi bersama menjaga harmonisasi kebijakan moneter agar nilai mata uang regional ini dapat sejajar dan stabil. Dengan stabilnya mata uang regional ASEAN akan mampu memperkuat pasar tunggal ASEAN, seperti mengurangi hambatan perdagangan dan investasi dan memacu peningkatan kerja sama dalam produksi dan industri serta pengembangan teknologi antar negara-negara ASEAN,

        Wacana mata uang regional ASEAN ini memang perlu kajian lebih lanjut mengingat situasi politik dan ekonomi negara anggota ASEAN yang dapat berubah seiring waktu. Walaupun begitu di masa keketuaan Indonesia pada ASEAN saat ini diharapkan wacana ini bisa mengerucut untuk dikaji dan dilanjutkan menjadi keputusan bersama demi kesejahteraan ekonomi negara-negara anggota ASEAN. Mata uang regional ASEAN dapat menjadi tonggak kokoh dalam perekonomian masyarakat ASEAN sehingga mampu bersaing dengan mata uang Uero di pasar ekonomi Eropa dan mata uang Dollar AS pada pasar ekonomi dunia.   

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun