Sejenak, ku terdiam dalam gulita malam. Rinai hujan di luar sana mengingatkanku akan sosoknya. Klik! Sambil tiduran, kubuka file fotonya yang masih kusimpan. Matanya yang sayu dipadu senyum enigmatisnya. Menggetarkan ruhku. Aku menyingkap palung hati terdalam. Menikmati setiap garis wajahnya. Kupejamkan mata. Tiba-tiba aku merasakan ada seberkas cahaya masuk melalui jendela kamar. Aku terkesiap. Kulihat siluet bayang-bayang kemilau membentuk seperti kepulan asap. Cahaya yang tak kukenal itu menekan-nekan bahuku. Aku merasakan tubuhku terhempas tak berdaya. Lalu cahaya itu semakin dekat. Menyilet-nyilet mataku dengan sinarnya yang tajam. Oh, aku terperangkap! Ada apa ini? Aku tak bisa berkata-kata. Suaraku tenggelam. Aku melayang, membumbung tinggi pada suatu dimensi yang tak kukenal. Tolong..! Aku berteriak. Tapi sepertinya sia-sia. Tak ada yang mendengar. Dalam dimensi aneh itu, aku berlari tanpa arah. Berhenti sebentar, menarik napas yang tersengal-sengal. Berlari lari. Walau tak ada yang mengejar. Aku ingin pulaaang..! Teriakku membahana.
KEMBALI KE ARTIKEL