Senja datang ketika wanita itu pulang. Ia baru saja tiba di halaman rumahnya saat matahari melambaikan tangannya. Ia masuk ke dalam rumah dan berlalu tanpa suara. Diusapnya wajahnya yang sehalus sutra tanpa cela itu perlahan. Sungguh cantik, siapapun tidak akan berbohong bahwa wajahnya sangat menarik. Matanya yang indah, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang terlihat semanis buah ceri. Namun, entah kenapa ada yang berbeda dari wajahnya, entah apa yang hilang. Binar matanya? Senyum tulusnya? Kerutan bahagianya? Entahlah, ia sudah lama tidak berurusan dengan hal itu.
KEMBALI KE ARTIKEL