Suatu ketika aku harus dihadapi dengan situasi yang rumit ketika aku harus memilih untuk ikut mama atau papa. Bagi ku kedua nya sama saja, bahwa dengan siapa pun aku ikut nanti aku tetap merasa sendiri. Hanya status saja yang tertoreh bahwa aku hidup dengan orang tua tunggal. Aku tidak ingin semua itu terjadi, itu adalah mimpi buruk bagi semua orang. Terlebih di usia ku yang menginjak remaja. Dimana aku membutuhkan bimbingan kedua orang tua ku ketika aku menginjak dunia keremajaan. Namun semua harapan ku untuk itu sirna ketika kedua orang tua ku memikirkan ego nya masing-masing.
Aku pun memutuskan untuk tidak ikut dengan siapa pun. Aku lebih memilih untuk tinggal di Apartmen dan membawa satu pembantu ku. aku tidak tau bagaimana keadaan mereka sekarang. aku berharap dengan aku tidak memilih untuk tinggal dengan salah satu mereka, mereka bisa berfikir mengapa aku memutuskan untuk hidup sendiri. Namun sejauh ini mereka masih saja sibuk dengan urusan mereka. Aku pun mulai mencari akal untuk membuat mereka bersatu kembali. Namun seperti nya itu mustahil, tapi aku percaya akan kuasa Allah. Mungkin aku harus mengorbankan diri ku untuk membuat mereka bersatu kembali. Aku yang saat itu sedang stress mengambil jalan yang salah. Tanpa berfikir panjang aku pun menabrakkan diri ku ke sebuah mobil yang melaju dari arah selatan.
Aku pun sudah tidak sadarkan diri bahkan yang melarikan aku ke rumah sakit adalah orang yang tidak sengaja menabrak ku. pemuda yang bertanggung jawab sekalipun ia tidak salah. Ia pun menunggu ku sampai siuman dan ia tidak pilihan selain menghubungi keluarga ku. pemuda itu pun melihat nomor handphone papa, dan langsung menghubungi nya. dan itu sesuai dengan harapan ku. langkah pertama pun berhasil. Beruntung nya tidak ada luka parah yang terjadi padaku. Hanya sedikit luka di dahi ku, serta tangan kanan ku yang terkilir dan harus di Gips. Aku pun menjalankan rencana ku yang kedua yaitu pura-pura Amnesia (Hilang Ingatan), semua ini aku lakukan agar salah satu mereka mengalah dan berhenti mempertahankan Ego nya.
Mama dan papa pun menyalahkan pemuda yang menabrak ku, nama pemuda itu adalah Ryan. Mereka berfikir bahwa Ryan yang menyebabkan aku kecelakaan dan mengalami Amnesia. Aku pun berpura-pura tidak kenal dengan kedua orang tua ku. perasaan ku sedih sekali, namun tidak ada cari lain.
“ Nesya, ini papa nak dan ini mama kamu. kamu tidak kenal dengan kami?” tanya papa
“ Maaf aku tidak kenal, memang nya kalian orang tua ku.”
“ Ia, kami ini orang tua kamu.”
Lagi-lagi mereka saling menyalahkan, seolah-olah kecelakaan ini terjadi karena ketidak pedulian mereka dalam menjaga ku. singkat cerita sekarang aku tidak lagi tinggal di apartmen, sekarang aku sudah tinggal di rumah bersama mama. sementara papa sekarang tinggal di apartmen yang aku tempati kemarin. Hanya bibi’ sendiri yang tau tentang kepura-puraan ku selama ini. Namun tidak sulit bekerja sama dengan bibi’. Karena bibi’ juga ingin yang terbaik untuk aku dan keluarga ku. sementara aku tidak tahu bagaimana proses nya dan tanpa aku sadari kini Ryan lebih sering memperhatikan ku.
Back to my parent !!! papa pun terkadang menjenguk ku. aku pun selalu membuat mereka kelihatan kerja sama dan kompak mengurus ku. suatu sore mama pun menyisir rambut ku yang saat itu aku baru saja selesai mandi. Dan aku pun memanfaatkan keadaan ku dengan tangan ku yang di Gips aku tidak bisa berbuat apa-apa selain memerintah. Sembari mama menyisir rambut ku aku pun menyuruh papa menyuapkan aku roti dan meyeduhkan susu hangat untuk ku. di sini aku melihat mereka kompak mengurus ku. mereka pun mulai menjaga-jaga perasaan ku dengan berlemah lembut di hadapan ku padahal aku tahu mereka akan bertengkar kembali di belakang ku. tapi aku tidak peduli, selama mereka ada bersama ku, aku akan berusaha membuat mereka selalu bersama dan akur.
“ Pa, sepertinya mama juga ingin makan roti. Papa suapi mama donk. Nesya pengen lihat.”
“ Tapi nesya, mama sudah kenyang..” jawab mama
“ Mama kenapa menolak, nesya kan Cuma ingin..”
“ Ya sudah ...”
Aku senang sekali ketika melihat papa menyuapkan mama walaupun itu hanya roti, seakan aku ingin menangis. Andai saja mereka bisa melakukan semua ini tanpa aku yang menyuruh nya mungkin aku sangat bahagia sekali. melihat situasi nya sudah sedikit lebih baik, tidak ada rasa penyesalan yang timbul dalam hati ku. rasa nya aku ingin Amnesia selama nya agar bisa melihat mereka akur dan damai seperti ini. Karena sibuk mengurus ku mama pun sedikit mulai sedikit meninggalkan kesibukan nya berbisnis. Aku melihat itu ketika mama mulai membatalkan satu persatu kontrak bisnis nya dengan klien-klien nya. bagi ku harta bukan jaminan untuk bahagia. Karena selama ini papa dan mama berlomba-lomba mengumpulkan harta, tanpa mereka sadari bahwa keluarga adalah harta yang tidak ternilai harga nya. dan aku ingin harta itu terkumpul kembali, yaitu papa, mama dan aku.
Perlahan demi perlahan aku pun mulai ingat dengan kehidupan ku, dan semua ini juga masih settingan aku dan bibi’. Dan keadaan mama dan papa pun mulai stabil walaupun mereka belum membicarakan untuk bersama kembali. Hingga suatu hari aku mengajak mama dan papa untuk dinner bareng di luar. Pada saat sudah jam 8 malam mama pun siap-siap begitu juga dengan ku. namun aku menyuruh mama untuk pergi dahulu, karena aku akan di jemput oleh Ryan. Aku pun sudah memberikan kode kepada supir mama untuk mengantar mama ke acara candle light dinner yang sudah aku persiapkan. Begitu juga dengan papa. Aku sudah memberikan isyarat kepada supir pribadi papa. Dan aku ingin menjadikan malam ini malam yang tidak bisa mereka lupakan. Tiba saat nya papa dan mama bertemu di sebuah meja makan yang hanya ada 2 kursi.
Mama dan papa pun heran ketika mereka di hadapkan keadaan seperti ini, mama pun menghubungi ku. namun aku mengatakan agar mereka makan dahulu, karena mobil yang aku dan Ryan kendarai sedikit bermasalah dan harus memperbaiki nya dahulu. Padahal sebenar nya aku dan Ryan sudah berada di sekitar mereka. Namun kami bersembunyi sampai detik itu tiba baru lah aku dan Ryan menunjukkan wajah kami.
Namun saat mama dan papa membuka tutup piring mereka bukan makanan yang mereka lihat, dan mereka sangat terkejut. Karena aku sudah meletakkan di atas piring mama cincin lamaran yang 18 tahun lalu papa berikan untuk mama serta tulisan “Mama will you back to me <3” sedangkan di atas piring papa terdapat sebuah foto aku, mama dan papa ketika kami berada di paris. Dan pada saat itu juga aku pun muncul
“ Mama, papa. Papa dan mama tau gak kenapa nesya merencanakan semua ini. Nesya hanya ingin memiliki keluarga yang utuh. Ada satu hal yang ingin nesya katakan. Perihal kecelakaan yang terjadi sama nesya, semua kecelakaan itu nesya sengaja lakuin untuk membuat mama dan papa bersatu kembali. Karena nesya tau jika kita ingin apa yang kita harapkan terjadi maka harus ada pengorbanan. Sama seperti hal nya yang mama dan papa lakuin. Mama dan papa sibuk dengan urusan kalian dan sampai-sampai harus mengorbankan dan mengabaikan keluarga demi mengumpulkan harta yang banyak. Tanpa mama dan papa sadari bahwa keluarga adalah harta yang tidak ternilai dan tidak akan pernah habis. Semua pelajaran ini nesya ambil dari kalian, namun nesya melakukan nya tidak dengan ke-Egoan. Nesya hanya ingin mama dan papa bersatu kembali dan kita hidup bersama dalam satu keluarga, bukan keluarga yang terpisah-pisah.”
Mendengar penjelasan ku membuat mereka sadar, bahwa sesungguh nya kebahagiaan mereka adalah ketika bersatu bersama keluarga yang telah mereka bina. Dan sekarang aku senang sekali Misi ku untuk menyatukan mereka berhasil dan kebahagiaan ku bertambah ketika malam itu juga Ryan mengungkapkan isi hati nya kepada ku. Dan sejak itu aku mengabadikan dalam kalender pribadi ku bahwa hari sabtu tepat nya malam minggu adalah hari dan malam yang penuh dengan cinta. Dahulu nya Broken Home sekarang Sweet Home...
*****