Satu kata yang terlontar ketika melihat foto-foto wanita Iran yang berpose ala Ninja dan melakukan gerakan-gerakan layaknya seorang ninja profesional. Keren!
Jauh dari bayangan saya, seorang wanita Arab, melakukan olahraga keras yang biasa dilakukan para pria. Apalagi, keyakinan saya ini diperkuat oleh budaya di Arab yang melarang para wanitanyamelakukan kegiatan ala pria. Contohnya menyetir atau memakai celana panjang. Sebenarnya tidak ada undang-undang yang tegas di Arab Saudi yang melarang wanita menyetir. Bagaimanapun para pemuka agama menentang dengan alasan bisa menghancurkan dasar-dasar masyarakat Arab Saudi, khususnya pemisahan laki-laki dan perempuan. Wanita Saudi kini telah diwajibkan mengenakan jubah hitam dan menutup rambut dan wajah mereka. Pelanggaran dalam aturan itu bisa mengakibatkan denda atau sanksi lebih berat yakni hukum cambuk di tempat umum. Mereka juga menuding pengaruh asing, antara lain Iran, yang mempermasalahkan larangan mengemudi untuk wanita.
Saya tidak tertarik membahas perbedaan cara pandang budaya ini. Saya lebih tertarik menulis tentang seni bela diri Ninjutsu yang kini mulai digemari kalangan wanita. Bahkan, wanita Iran pun punya minat yang besar pada olah raga seni bela diri ini.
Belum lama, majalah Time melansir foto-foto wanita Iran yang sedang berlatih bela diri Ninjutsu, di daerah Karaj 45 km atau 28 mil barat laut Teheran. Foto yang diambil fotografer Caren Firouz dan di publish tanggal 13 Februari lalu ini, memperlihatkan beberapa wanita sedang memperagakan beberapa jurus bela diri ala Ninja yang berasal dari Jepang.
Apa sih Ninja itu sendiri?
Seperti yang pernah saya lihat di film Kill Bill, Ninja di film tersebut digambarkan sebagai mata-mata professional. Dan memang benar, bahwa sejak zaman para samurai memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang abad ke-12, Ninja masuk dalam kelompok mata-mata professional. Mereka disebut juga Daimyo atau orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah, untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan fasilitas yang dimiliki lawan atau musuhnya. Karenanya, Ninja memiliki keahlian khusus dan menguasai seni bela diri tingkat tinggi.
Pada zaman keemasannya, ninja selalu bekerja di kegelapan, secara diam-diam tanpa mengeluarkan suara baik dari mulutnya atau dari pegerakan tubuhnya, dan sangat tangguh dalam bertarung. Muslihat yang lebih mereka gunakan daripada konfrontasi. Hebatnya, ninja mampu mennggiring musuh tanpa mereka sadari, untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, ketimbang dihancurkan secara total. Filosofi ini yang tertuang di dalam buku Stephen K. Hayyes, The Ninja and Their Secret Fighting Art.
Selain menguasai teknik berkelahi yang canggih dan kegiatan mata-mata, seorang ninjutsu juga harus melakukan kegiatan spiritual. Itulah yang membuat mereka identik dengan pakaian hitam-hitam dan memakai topeng.
Ninja sendiri berasal dari kata Nin yang artinya pertahanan dan jutsu adalah seni atau cara.
Seperti yang tertulis dalam buku The Ninja and Their Secret Fighting Art, kata Ninja sendiri memiliki arti yang sangat dalam. Karakter Nin terdiri dari 2 bagian. Bagian atas berbunyi Yaiba yang berarti sisi tajam sebuah pisau, bagian bawah berbunyi kokoro atau shin, keduanya memiliki arti Hati. Karakter Nin (dapat dilafalkan Shinobi) dapat diartikan ketahanan, ketekunan hati, kesabaran baik fisik dan mental. Definisi lainnya ialah tersembunyi, secara diam-diam.
