Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Berbagi Umur

7 Desember 2011   08:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:43 103 0

foto milik embah google

Umurtersirat sebagaisebuah penyaji perjalanan makna hidup dan mati. Umur hanya menghidupkan mati lalu mengembalikan mati. Pun umur menyementarakan hidup berujung menghilangkan hidup. Tumpah ruah mimpi, letupan hati, perbuatan tercecer di bumi mengambil nama sebagai rutinitasuntuk tidak menyia-nyiakan pembatas hidup dan mati. Umur adalah stok waktu yang dimiliki dan akhirnya tak bersisa. Habis dalam kebergunaan atau kebersia-siaan.

Umur berdimensi dengan Tuhan, impian, kesempatan, juga tindakan. Kesempatan untuk berbuat takkan pernah ada ketika tak difasilitasi peluang waktu, pemberinya tak lain penciptanya, awam diagungkan sebagai tuhan. Dalam agamaku, nama besarnya Allah SWT. Tuhan memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk berekspresi sebebas kehendaknya. Kebebasan itu terbingkai dalam norma juga dogma hukum langit sebagai konsekuensi atas pemberian umur kepada manusia. Jadi, jika menyeleweng dari prosedur langit ini, maka hukumannya tak lain adalah dosa. Keberadaan dosa dalam umur adalah kesia-sian, kerugian.

Tuhan melalui umur ingin mengajarkan pada manusia ciptaannya untuk mengenal tanggung jawab, Tanggung jawab terhadap pilihan yang berbelah pinang dengan kesempatan dari-Nya. Menjalani sebuah pilihan berarti belajar ikhlas tertawa juga terdiam, rela menerima dan kehilangan. Ketika ikhlas terhadap pilihan juga segala rangkaian kejutan dalam pilihan itu, maka Tuhan tak sia-sia memberikan umur kepada manusia. Sebab, manusia dalam kefanaannya sudah mengenal tanggung jawab.

Umur adalah impian. Sejatinya impian adalah harapan bermungkinnya segala hal, ia tak terbatas dan memang tak mau mengenal batas. Umur meskipun terbatas namun didalamnya keterbatasan bermungkin haram dimutlakkan. Impian adalah pelecut semangat, pengisi umur dengan harapan-harapan yang siap diraih. Jikalau impian hanya disamakan dengan mimpi penyesak pikiran yang tak berujung pangkal namun tak ada usaha untuk menyatakannya melalui aksi, maka impian tidak lebih buruk dari khayalan.

Umur adalah barometer kreativitas setiap khalifah-Nya dalam mempersiapkan kehidupan yang lebih baik setelah kehidupan dunia usai. Hanya melalui umur, penciptaannya menjadi nyata.

Maknai umur sebagai jalan untuk berguna dan salah satunya banyak kita lakukan melalui sharing-sharing. Di kompasiana ini kita berbagi umur dengan berbagi tulisan dan bacaan. Saat satu sama lain saling membaca, menghambur tulisan, bersamaan dengan itu pula ada pengetahuan, kesadaran, motivasi, ceracau, ketawa, bahagia, simpati, solidaritas, puas, banyol, cekikikan yang dilakukan bersama. Cukuplah batasan ini memberi pengertian bahwa kita telah berguna bagi yang lain, telah meluangkan sejenak waktu untuk sedikit berlama-lama menuliskan berbagai hal. Yang kemudian,darinya kita bisa saling menguatkan melalui cerita inspiratif, saling menghibur melalui guyon-guyon jenaka dan jauh di seberang sana cekikikan berdentum-dentum, memberi penyadaran melalui tausiyah-tausiyah, mengirimkan pemahaman melalui baris-baris ilmiah, dan tentunya masih banyak variasi tulisan. Meski tak berjumpa, sungguh umur yang disisipkan sekejap waktu di tempat ini, bisa menyambung silaturahim banyak orang, dan semoga silaturahim ini membuat hidup semakin berberkah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun