Di kaki Mahameru itu, Aven menggigil hebat. Ia pun lupa arah perputaran jam. Ia lupa semua hal. ia juga lupa tagihan kos di minggu depan. Semua yang ada menjadi serba gelap. Pedihnya, Aven lupa jika Kun itu manusia. Titisan Bung Karno. Pewaris sah tahta perjuangannya. Semua Menegang. Rimbun semak tak berhenti mengawasi mereka. Aven, Kun, bisa menjadi pengisi kengeriannya. Semak itu terus menunjukkan keinginannya untuk mengunyah dua manusia yang hampir-hampir rubuh karena hawa dingin yang berlebihan.Â
KEMBALI KE ARTIKEL