Adalah Habiburrahman (45), anak muda lulusan pesantren yang melontarkan ide mengembangkan desanya menjadi destinasi wisata. Menerima penolakan keras, Habib tidak menjadi reaktif dan putus harapan. Ia justru merasa tertantang untuk menyakinkan dan membuktikan idenya itu masuk akal dan tidak merusak tatanan agama, sosial dan budaya lokal.
KEMBALI KE ARTIKEL