Di jalan yang masih menikung ini kucoba luruskan langkah, meski bashirohku* silau arah. Diamdiam aku masih tidak suka matahari, dan segala tetek bengeknya hingga usai senja. "Lagilagi sabit telah mengiris piring siangku, menebas gelas telaga menjadi serpihan dendam di meja malam".