Mendadak Dhani tak selera pada kopi semalam. Ia memuntahkan kembali apa saja yang masuk ke perutnya. Tak sempat mandi, ia segera ke dokter. Namun dering hape menahannya. Sebelum menyentuhnya, tiba-tiba apa yang dilihatnya berubah menjadi jaring-jaring penyekat. Di matanya, satu benda berbilang sepuluh. Ia limbung tersaruk penglihatannya. Sebelum dunia pandangnya padam, ia sempat menyentuh sisik kulitnya.
“Ma, Dhani menghilang!” Dhani siuman mendengar teriakan dari Lia. Ia heran, masih di ruang yang sama namun adiknya sulit mengenali. Ia bangkit mendekati adiknya. “Tolooong..!!” Lia malah panik, lari ke dalam ketika punggungnya kusentuh. Tak lama, ia keluar lagi membawa sapu, “Buk...!, Jangkrik sialan.”
