Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Dongeng dari Negeri Fantastis

28 Oktober 2011   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 666 1
[caption id="attachment_139906" align="alignnone" width="650" caption="Dokumentasi: kompasiana.com/christiesuharto"][/caption]

Pada suatu hari di negeri Fantastis tempat pohon-pohon bercahaya tumbuh, berkumpul lah 50 makhluk di tanah lapang (Benar mereka lebih pantas disebut makhluk daripada manusia sebab ada yang berwujud binatang, tetumbuhan maupun manusia). Mereka semua bergembira merayakan kedamaian negeri. Menari dan bernyanyi. Menari tarian hampir dari penjuru Nusantara (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan, Jakarta, Papua, dan daerah lainnya).

Di tempat mereka menari dan bernyanyi, begitu sangat indah pemandangannya. Ada air berwarna-warni yang terus memancur dan memancar, kuil istana yang megah dan tentunya pepohonan yang memendarkan cahaya. Selain itu, ada juga “cahaya bulan” yang bulat sempurna berwarna putih susu. Terkadang cahaya itu membesar atau sebaliknya, mengikuti siapa saja yang disorotnya. Tidak lupa pula ada pijar-pijar kembang api di langit tempat mereka bergembira.

Namun mendadak kegembiraan mereka terhenti oleh kegalauan sepasang suami istri. Mereka berdua risau sebab telah lama tidak mempunyai anak. Kesedihan pun merambat kepada seluruh penghuni negeri. Semuanya terdiam mendengarkan curahan dari kedua orangtua itu. Diantara yang mendengarkan itu, terdapat sepasang Komodo dan seekor Kuda yang dapat bicara. Mereka bertiga lah yang akhirnya menyarankan kepada orangtua itu untuk meminta bantuan Buto Ijo.

“Hua Ha Ha Ha....” gelegar tawa itu menandakan kehadiran Buto Ijo. Kedatangannya membuat suasana sangat begitu mencekam, langit yang berwarna-warni tiba-tiba suram dan sebagian penghuni negeri Fantatis lari bersembunyi. Gumpalan kabut asap berwarna biru sontak mengambang di langit. Lama-kelamaan kabut itu makin pekat dan membesar. Lalu, berubahlah kabut itu menjadi jin berwarna hijau.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun