Secara kualitas, praktik demokrasi di Indonesia masih hanya berupa adu pencitraan, bukan pada substasi program kerja. Hal ini menyebabkan suara rakyat hasil pemilu tidak berdampak terhadap perbaikan pemerintahan. Sosok yang terpilih tidak mampu menjalankan amanah rakyat.
Disisi lain, kultus individu dimanfaatkan elit politik untuk menjaga pengaruhnya. Mereka memanfaatkan pendukungnya untuk menyerang lawan politiknya. Sehingga hal ini menyebabkan polarisasi ditengah masyarakat. Sebagai contoh, fenomena cebong-kadrun yang masih kita lihat hingga hari ini. barisan cebong yang mengkultuskan Jokowi dengan segala kebijakannya. Dan barisan kadrun yang siap membela setiap pernyataan kontroversial Habib Rizieq. Kedua kelompok ini menjadi contoh konkret permasalahan demokrasi di Indonesia, yang harus segera kita selesaikan.