Suara dentingan besi dan aungan motor mengingatkan saya dengan bengkel Pak Supri. Bengkel yang mungkin sekilas terlihat biasa dikalangan orang perkotaan, namun terasa istimewa bagi warga desa Podosari, terlebih saya pribadi. Gambaran ini adalah realita yang saya tuangkan dalam tulisan yang berjudul “Supri Si Guru Perak Pahlawan Bangsa”, karena sosok Pak Supri masih terekam jelas di kepala saya, saat masih mengikuti TIM 1 KKN Universitas Diponegoro dua bulan yang lalu, maupun sampai saat ini.
Beliau adalah Guru Sekolah Dasar yang tinggal di Desa Podosari, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Pak Supri adalah orang yang gigih, saat matahari mulai terbit, beliau berangkat untuk menjalankan kewajibannya sebagai seorang guru. Sepulangnya dari sekolah, Pak supri melanjutkan rutinitasnya sebagai pemilik bengkel sekaligus coach, atau lebih tepatnya pelatih untuk membantu beberapa anak muda yang ingin belajar sekaligus menjalankan bengkel, program pelatihan otomotif ini dibantu oleh program pemerintah, yaitu pnpm. Rutinitas ini lantas tidak membuat Pak Supri berhenti sampai disitu, kegiatan rutin seperti rapat RT, RW, dan Musyawarah warga yang sering dilakukan di malam hari juga tetap beliau datangi.