Dan,
musim itu bukanlah bakteri sayang
tapi, afeksi perasaanmu -
seperti terinfeksi oleh bakteri
bergerak menuju romantisme -
di bibir kenangan, terenyuh pada bising klise
daun yang me-layu, menyanyikan mustika atau;
beberpa bait fatwa pujangga
kala ombak tepi pantai hatimu gemuruh
menyahuti lisan gemerisih air laut
menyapu haluan kata-kata yang di ukir jari-jari lentikmu
"kemana?" Kemana?" : namamu yang aku ukir di atas pasir
itu, kemana?"
:
musim membuatmu rapuh serupa kapur yang terkikis
oleh erupsi papan hitam itu;
lelah terlelap mengantar imajinasi gelap
dan kesadaran kematian,
membawamu dalam kesadaran simbolis belaka
Seinsvergessenheit (engkau melupakan segala Ada) -
sementara hujan belum pergi;
dan terang hari pagi telah terbit di bibir langit
mengecup hangat kesedihan.
Selasa 16/07/2024.
A.W.al-faiz.