Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perawan (I-V)

30 September 2014   07:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:58 27 0
PERAWAN (I)



Dari bumi yang kusebut rindu

Aku melihat perawan seperti Elang

Matanya tajam memandang

Seperti ingin memangsa sendiriku

Aku yang berdiri tegap membisu

Mata beradu Elang berputar lapar

Sayapnya membentang geram

Seperti ingin menyeret ragaku

Dari bumi yang kusebut rindu

Aku melihat harapan seperti langit siang

Birunya kedamaian

Seperti ingin melindungiku

Aku yang gersang menghitam

Pori beradu panas menyengat lahap

Terangnya terhampar lepas

Seperti ingin menyinari jiwaku

Dari bumi yang kusebut rindu

Aku melihat perawan di bentang harapan

Tersenyum lalu diam

Diam lalu diam yang kusebut pertanyaan

Probolinggo, 21-09-2014



PERAWAN (II)



Mendekatlah perawan

Musim telah hampir hujan

Kegersangan akan segera usai

Kau pasti kedinginan

Mendekatlah

Jika tiba peluklah segera

Aku ada sebiji benih bunga

Jika tiba mari tanam bersama

Di lahan sejengkal yang kupunya

Bukan Edelwise tapi cukuplah hingga umur senja

Bukan Melati tapi cukuplah untuk meromantiskan hati

Maka mendekatlah perawan

Sebelum hujan pertama datang

Probolinggo, 22-09-2014



PERAWAN (III)



Bunga bersari emas

Berikan untukku

Ingin kurangkai menjadi mahkota

Bunga bertangkai baja

Berikan untukku

Ingin kuasah menjadi pedang

Wahai perawan

Kau yang bersari dan bertangkai

Kabulkan kalbuku

Pintaku di bait lalu

Aku pasti gagah

Mahkota di kepala

Pedang tersungging wibawa

Lalu kurajai semua denganmu, perawan

Probolinggo, 23-09-2014



PERAWAN (IV)

Ada sebuah cincin di jiwaku

Maukah kau menjadi empunya

Ia melingkar berkilau iman

Bermuka berlian keanggunan

Jika kau mau

Kemarilah dengan tersenyum malu

Beriaslah kesederhanaan dan kejujuran

Jika sudah

Jemarimu yang masih memerah

Telapak tanganmu yang masih tersering basah

Kucumbu sebentar

Dan kuberikan cincinku yang tak berpasang

Bondowoso, 24-09-2014

PERAWAN (V)

Kueja keningmu yang masih tak berkerut

Esok pasti disana kau kukecup

Kukaji pundakmu yang masih lurus

Esok pasti disana kau kupeluk

Sebelum esok itu

Pasrahlah kau kusanjung mesra

Lewat seluas umpama

Tentang menawanmu yang setara jagat raya

Bondowoso, 25-09-2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun