Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Melbourne Terpapar Panas, 100 Ribu Rumah Padam Listrik

17 Januari 2014   06:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:45 2721 7

Melbourne terpapar panas. Empat hari terakhir, sejak Selasa (14/1) hingga Jumat (17/1),  suhu mencapai 44 derajat celsius. Peringatan untuk tidak keluar rumah jika tidak penting pun diumumkan di media-media. Tempat-tempat permandian seperti kolam renang dan pantai ramai dikunjungi. Di beberapa taman terlihat banyak orang bermain air dari kran-kran yang berada di sekitarnya. Pemerintah Kota Melbourne pun melakukan pemadaman listrik pada ratusan rumah dan tempat usaha. Lho, apa hubungan cuaca panas dengan pemadaman listrik?

Cuaca panas dalam empat hari berturut-turut yang berlangsung saat ini adalah catatan rekor kedua setelah cuaca panas lima hari berturut-turut tahun 1908. Tingginya suhu yang mencapai 44 derajat celsius dan lamanya cuaca panas karena berlangsung selama empat hari membuat warga Melbourne sangat tergantung pada pendingin ruangan atau air conditioner (AC). Kebutuhan akan listrik pun meningkat akibat pemakaian AC yang berakibat terganggunya aliran listrik pada kurang lebih 100.000 rumah dan tempat usaha pada Rabu (15/1) kemarin.  Pada Kamis malam sekitar 5.000 rumah juga mengalami mati lampu.

Mengantisipasi meningkatnya kebutuhan listrik hari ini, Jumat (17/1), maka Pemerintah Kota Melbourne mengeluarkan imbauan kepada masyarakat. Satu imbauan penting tersebut adalah agar warga sedapat mungkin melakukan penghematan listrik. Perangkat elektronik di rumah-rumah seperti televisi atau komputer dimatikan jika menggunakan AC.

Pilihan antara menyalakan TV/komputer atau AC memang pilihan yang dilematis. Satu sisi warga tentu ingin tahu perkembangan cuaca melalui TV atau dari informasi internet. Belum lagi warga juga ingin menyaksikan siaran langsung dari pesta olahraga Australian Open yang saat ini tengah berlangsung. Sisi lain warga juga sangat membutuhkan ruangan atau kamarnya menjadi adem dengan menyalakan AC. Nah, dari pilihan yang sulit tersebut tentu warga akan menjatuhkan pilihan pada perangkat elektronik yang paling dibutuhkan saat cuaca panas. Dengan suhu di atas 40 derajat celsius di siang hari dan di atas 30 derajat di malam hari AC adalah pilihan yang sudah pasti.

Mendapatkan pilihan akan jauh masih enak ketimbang tidak ada pilihan sama sekali. Pagi ini, seorang kawan yang tinggal beda area dengan tempat tinggal saya menyampaikan bahwa semalam listrik di rumahnya padam. Oh, ternyata rumah kawan itu adalah 1 dari 5.000 rumah yang mengalami mati lampu. Tindakan pemadaman lampu di sejumlah rumah karena pemerintah menimbang bahwa ditengah meningkatnya permintaan kebutuhan listrik tentu harus ada yang diprioritaskan seperti rumah sakit, layanan penanganan emergensi, transportasi publik, dan fasilitas vital publik lainnya.

Reaksi Petenis di Australian Open

Australian Open sebagai satu dari empat seri grand slam digelar Januari setiap tahunnya. Januari di Australia bertepatan dengan puncak musim panas. Sebenarnya, bagi warga Australia musim panas adalah waktunya berlibur dan bersenang-senang dan salah satu kesenangan paling menarik minat mereka adalah datang ke Rod Laver Arena menyaksikan para pesohor tennis dunia beraksi dari tanggal 13-26 Januari.

Namun, dalam empat hari terakhir cuaca benar-benar menjadi halangan para pecinta tennis tersebut. Pada sejumlah venue yang menggelar pertandingan di siang hari terlihat sepi penonton. Penonton mulai ramai kembali pada petang hingga malam hari.

Kalau penonton saja mengeluhkan panas bagaimana dengan pemain? Para pemain tidak saja harus mengatasi kelelahan tetapi juga mengatasi cuaca panas di lapangan. Tidak tahan dengan cuaca panas tersebut, sejumlah pemain pun menyampaikan unek-unek mereka melalui jejaring sosial.

Svetlana Kuznetsova, misalnya, berkicau di twiternya dengan mengeluhkan panitia yang tidak menghentikan pertandingan di saat cuaca sangat panas. @SvetlanaK27: “They should cancel the matches at this heat. What they did but still some matches are on, not fair.”  Sedangkan petenis lainnya Elena Vesnina melalui akun @Evesnina001: Impossible to play in this heat...it’s only about surviving. Forgot aabout Beuaty of the Tennis!”

Dua petenis papan atas Novack Djokovic dan Ana Ivanovic juga ikut mengomentari cuaca panas Melbourne. Keduanya malah memamerkan foto-foto di akun twitter mereka. Namun, berbeda dengan Kuznetsova dan Vesnina, Djokovic dan Ivanovic lebih santai dalam kicuannya. Djokovic misalnya mengatakan, pada saat dunia luar sana sangat panas marilah tetap tenang dan pastikan memakai krim pelindung sinar matahari. Adapun Ivanovic mengunduh foto dirinya yang sedang relaksasi dan menaruh keterangan bahwa dia menyiapkan diri bertahan di cuaca panas.

Berdasarkan prakiraan cuaca, suhu panas Melbourne di hari Sabtu (18/1) besok mulai berkurang. Malahan, cuaca diperkirakan akan turun hujan dengan suhu berkisar antara 12-22 derajat celsius. Ini tentu kabar baik bukan hanya bagi warga Melbourne dan para petenis yang tengah bertarung di Australian Open 2014, tetapi baik untuk lingkungan setelah dalam beberapa hari terakhir kebakaran hutan terus meluas.

Brunswick, 17 Januari 2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun