Membaca ayat ini, kita diingatkan kembali akan bagaimana peran penting nabi Muhammad saw. Yang melakukan upaya arbitrase antara suku aus dan khazraj yang selalu menebarkan permusuhan di antara keduanya. Kalau saja, beliau tidak mendengar kabar tentang kedua suku itu, maka perkelahian itu akan terus berkepanjangan, begitulah latar belakang turunnya ayat ini yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas.
Persatuan dan kesatuan itu seperti orang yang sedang berjuang sekuat tenaga untuk keluar dari air, ia memegang tali kokoh yang diulurkan kepadanya untuk menolongnya. Jika ingin selamat, ia tidak boleh melepaskannya, jika ada beberapa orang yang memegang tali itu, mereka harus bekerja sama dan saling mendukung sehingga harapan untuk selamat semakin besar.
Yatsrib, pernah diporakporandakan oleh perang saudara dan perang antar suku. Beberapa periode perang besar pernah terjadi di antara penduduk kota itu sebelum Rosulullah saw. dan para sahabat tiba di sana. kini Yatsrib menjadi kota nabi, madinaturrosul, tempat tali persaudaraan tumbuh semakin kuat. Kota itulah yang kemudian menjadi poros dan pusat perkembangan Islam.
Ketika ada dua kubu yang saling berselisih, maka harus ada rosul (pembawa risalah perdamaian) yang bertugas untuk mendamaikannya. Ketika suami istri tersulut api pertengkaran, maka jangan segan untuk berkonsultasi kepada para Kyai/ulama setempat, merekalah pewaris misi kenabian.
Ketika suhu api politik semakin memanas di internal PPP, maka kehadiran KH.Maimun Zubair ketika itu dengan membawa air perdamaian adalah penting dan memang harus. Lalu, adakah sosok seperti Mbah maimun di partai Golkar? Adakah lem perekat untuk merekatkan percikan-percikan konflik internal yang terjadi sekarang ini di tubuh partai yang berlambangkan pohon beringin itu?
Dengan mengkaji studi ayat ini, Idealnya, Wafiikum Rosuluh (di tengah-tengah kalian terdapat utusan) harus ada di Sebuah keluarga, masyarakat, organisasi, partai, bahkan negara. Bahayanya, kalau bangsa ini sudah tidak mempercayai utusan itu, yaitu mereka yang mempunyai jiwa kenegarawanan tinggi, keutuhan NKRI ada di bibir jurang api. kalau umat sudah hilang kepercayaan terhadap para ulamanya, umat ini seperti sampah kering, mudah terbakar oleh api. Na’udzubillah.