Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Bantuan Sosial sebagai Alat untuk Mengurangi Ketimpangan Sosial di Kalangan Kelas Menengah

9 November 2024   07:49 Diperbarui: 9 November 2024   07:51 180 0
Pengantar

Ketimpangan sosial merupakan isu yang terus menjadi perhatian di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam konteks ini, kelas menengah sering kali terjebak dalam kondisi yang tidak menguntungkan, di mana mereka tidak sepenuhnya menikmati manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, kelas menengah di Indonesia mencapai sekitar 52% dari total populasi, tetapi masih menghadapi tantangan dalam hal akses terhadap layanan dasar, pendidikan, dan kesehatan. Dalam konteks ini, bantuan sosial (bansos) muncul sebagai salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi ketimpangan sosial. Artikel ini akan membahas permasalahan yang dihadapi oleh kelas menengah, manfaat bantuan sosial dari pemerintah, serta argumen mengenai perlunya kelas menengah mendapatkan bantuan sosial.

Permasalahan Kelas Menengah

Kelas menengah di Indonesia sering kali dihadapkan pada berbagai permasalahan yang kompleks. Salah satu isu utama adalah tingginya biaya hidup yang tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan. Menurut laporan Bank Dunia (2021), meskipun pendapatan per kapita meningkat, inflasi yang tinggi dan biaya pendidikan serta kesehatan yang terus meroket membuat kelas menengah semakin tertekan. Banyak keluarga kelas menengah yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pendidikan anak dan perawatan kesehatan. Hal ini menyebabkan mereka terjebak dalam siklus utang yang sulit diputus, dan dalam banyak kasus, mereka tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan sosial yang ditujukan bagi golongan masyarakat yang lebih miskin.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi akibat beberapa peristiwa seperti pandemi COVID-19, Konflik Timur Tengah, Perang Dagang blok Amerika dan China, dan sebagainya membawa pengaruh pada perekenomian negara yang akhirnya memperburuk kondisi kelas menengah. Terlebih lagi banyak pekerja di sektor informal yang kehilangan pekerjaan, sedangkan sektor formal mengalami pemotongan gaji dan pengurangan jam kerja. Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2022, sekitar 30% pekerja kelas menengah mengalami penurunan pendapatan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan ekonomi, tetapi juga kesehatan mental dan sosial mereka. Kelas menengah yang sebelumnya merasa stabil kini harus menghadapi kenyataan bahwa mereka mungkin tidak memiliki cukup tabungan untuk menghadapi keadaan darurat. Hal ini menunjukkan bahwa kelas menengah juga memerlukan perhatian dan dukungan dari pemerintah untuk mengatasi krisis yang mereka hadapi.

Bantuan Sosial Pemerintah dan Manfaatnya

Bantuan sosial dari pemerintah diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketimpangan sosial, terutama di kalangan kelas menengah. Program-program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) telah terbukti memberikan dampak positif bagi masyarakat. Menurut laporan Kementerian Sosial (2023), PKH telah membantu lebih dari 10 juta keluarga di Indonesia, memberikan akses ke pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Meskipun program ini lebih ditujukan untuk keluarga kurang mampu, ada potensi untuk memperluas cakupan bantuan sosial agar dapat menjangkau kelas menengah yang tertekan.

Manfaat dari bantuan sosial tidak hanya terbatas pada aspek ekonomi, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Misalnya, bantuan pendidikan dapat membantu anak-anak dari keluarga kelas menengah untuk mengakses pendidikan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan peluang kerja mereka di masa depan. Menurut UNESCO 2022) menyebutkan bahwa pendidikan yang berkualitas dapat meningkatkan pendapatan individu hingga 10% per tahun. Oleh karena itu, memberikan bantuan sosial kepada kelas menengah tidak hanya membantu mereka secara langsung, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia yang lebih baik di Indonesia.

Bantuan sosial juga dapat berfungsi sebagai jaring pengaman sosial. Dalam situasi krisis, seperti pandemi atau bencana alam, kelas menengah yang biasanya tidak mendapatkan bantuan sosial dapat mengalami dampak yang signifikan. Dengan adanya bantuan sosial yang lebih inklusif, mereka dapat memperoleh dukungan yang diperlukan untuk bertahan dalam situasi sulit. Hal ini akan mengurangi tekanan sosial dan membantu menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan. Penelitian oleh Institute for Economic and Social Research (2023) menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki sistem jaring pengaman sosial yang baik cenderung lebih cepat pulih dari krisis ekonomi.

Argumentasi Kelas Menengah Perlu Mendapatkan Bantuan Sosial atau Tidak dari Pemerintah

Akhir-akhir ini muncul perdebatan, - termasuk yang disampaikan oleh Menteri Sosial Saifullah Yusuf -, mengenai apakah kelas menengah perlu mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Hal tersebut tidak terlepas dari berbagai sudut pandang (point of view) pihak-pihak terkait. Di satu sisi, ada argumen yang menyatakan bahwa bantuan sosial seharusnya difokuskan pada mereka yang paling membutuhkan, yaitu golongan masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut data BPS, sekitar 9,54% dari total populasi Indonesia berada di bawah garis kemiskinan, dan alokasi anggaran untuk bantuan sosial seharusnya lebih diprioritaskan kepada mereka. Namun, pandangan ini perlu ditinjau ulang mengingat kondisi kelas menengah yang semakin terpuruk akibat berbagai tantangan ekonomi.

Di sisi lain, ada argumen yang menekankan bahwa kelas menengah juga berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Mereka adalah konsumen yang signifikan dan berperan dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut laporan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas, 2023), kelas menengah menyumbang sekitar 40% dari total konsumsi domestik. Jika kelas menengah tidak mendapatkan dukungan yang memadai, daya beli mereka akan menurun, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, memberikan bantuan sosial kepada kelas menengah dapat dianggap sebagai investasi untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Dalam konteks ini, penting untuk menciptakan kebijakan bantuan sosial yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan kelas menengah. Pemerintah perlu melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap kriteria penerima bantuan sosial agar mencakup kelompok-kelompok yang terpinggirkan, termasuk kelas menengah yang berjuang. Dengan demikian, bantuan sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk mengurangi ketimpangan sosial dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Referensi:
1. Badan Pusat Statistik (BPS). (2022). Statistik Sosial Ekonomi.
2. Bank Dunia. (2021). Laporan Ekonomi Indonesia.
3. Kementerian Sosial. (2023). Laporan Evaluasi Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH).
4. UNESCO. (2022). Laporan Pendidikan Global.
5. Institute for Economic and Social Research. (2023). Dampak Jaring Pengaman Sosial terhadap Pemulihan Ekonomi.
6. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2023). Laporan Konsumsi Domestik di Indonesia.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun