Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Koeksistensi Harmonis Kalawet dan Petani Transmigran dalam Perspektif Ekologi dan Mitigasi Konflik

4 Januari 2025   15:57 Diperbarui: 4 Januari 2025   15:57 22 0

Sebagai pecintalingkungan, saya, Ahmad Saputra, percaya bahwa harmoni antara manusia dan alamadalah kunci untuk keberlanjutan. Salah satu upaya kecil namun bermakna yangsaya lakukan adalah aksi pembagian bibit pohon dan penanaman pohon buah dihutan Teweh Selatan, Barito Utara, Kalimantan Tengah. Kegiatan ini bertujuanuntuk menciptakan koeksistensi harmonis antara satwa liar, khususnya kalawet,dan petani transmigran di kawasan tersebut, dengan harapan dapat mengurangikonflik antara keduanya dan mendukung keberlanjutan lingkungan serta ekonomilokal.

Tantangan Konflik Manusiadan Satwa Liar

Kalawet adalah salah satusatwa liar yang sering kali muncul di sekitar lahan pertanian, terutama dikawasan hutan atau wilayah penyangga. Satwa ini, meskipun kecil dan terlihatjinak, kerap menjadi "tamu tak diundang" yang dianggap merugikan. Kehadiranmereka sering dipandang sebagai ancaman oleh para petani, karena tanamanpertanian, seperti buah-buahan dan hasil kebun lainnya, kerap menjadi sasaranutama mereka.

Bagi para petani,terutama petani transmigran yang datang ke kawasan ini, lahan pertanianmerupakan harapan untuk membangun kehidupan baru yang lebih baik. Merekamembawa cita-cita besar untuk meningkatkan kesejahteraan melalui aktivitasbercocok tanam. Namun, mimpi itu sering kali terganggu oleh konflik dengansatwa liar, termasuk kalawet. Satwa ini, yang sebenarnya memiliki peran pentingdalam ekosistem, justru dipandang sebagai hama karena merusak tanaman.

Di sisi lain, kalawetsendiri menghadapi tantangan besar akibat berkurangnya habitat alami mereka.Pembukaan lahan untuk pertanian dan aktivitas manusia lainnya menyebabkan hutanyang menjadi tempat tinggal mereka semakin menyusut. Hal ini memaksa merekakeluar dari habitat aslinya dan mencari sumber makanan di kebun-kebun warga.Akibatnya, konflik antara manusia dan satwa liar tidak dapat dihindari.

Selain itu, sebagianbesar petani transmigran mungkin belum memahami pentingnya menjaga keseimbanganantara aktivitas manusia dan keberlangsungan ekosistem. Dalam banyak kasus,tindakan pencegahan konflik lebih sering mengandalkan cara-cara yang merugikansatwa liar, seperti memasang jebakan atau bahkan membunuh satwa yang masuk kekebun. Tindakan ini tentu memperburuk kondisi populasi satwa liar yang sudahterancam.

Oleh karena itu,tantangan konflik ini membutuhkan pendekatan yang lebih holistik. Solusiseperti edukasi kepada petani mengenai pentingnya keberlanjutan ekosistem,penerapan teknologi ramah lingkungan untuk melindungi tanaman, sertarehabilitasi habitat satwa liar dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selainitu, dukungan dari pemerintah dan organisasi lingkungan sangat diperlukan untukmenciptakan harmoni antara kebutuhan manusia dan kelangsungan hidup satwa liar.

Konflik antara manusiadan satwa liar, seperti yang terjadi antara petani dan kalawet, sejatinyaadalah cerminan dari tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam menjagakeseimbangan antara pembangunan dan konservasi. Dengan pendekatan yang bijakdan kolaboratif, harapan untuk mencapai harmoni antara keduanya tetap dapatdiwujudkan.

Solusi Pohon Buah untuk Satwa dan Manusia

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun