Varian burung pleci cukup banyak. Di antaranya buxtoni, auriventer, monty montanus, dakun alias dada kuning, wallacea, kacial, dan lainnya.
Tampaknya yang paling mudah dipelihara hingga bunyi adalah buxtoni dan dakun. Dua pleci ini mudah jinak dan cepat kawin kalau dijodohkan. Pakannya tidak sulit didapatkan.
Saya kira semua burung pleci menyukai pisang, jeruk, apel, mangga, buah naga, pepaya, tomat, mentimun, dan lainnya. Tentu voer pun disukai, termasuk ulat kandang dan ulat hongkong serta kroto.
Saya memelihara pleci itu termasuk pemula. Tertarik dengan suara merdunya.
Sekira pertengahan tahun 2023 membeli satu ekor pleci dakun asal Madura. Sekira satu bulan tidak ngeriwik dan dicek kelaminnya betina. Padahal tukang burung di kios bilang jantan. Akhirnya saya lepaskan.
Beli lagi di kios yang berbeda dengan jaminan jantan. Beli pleci dakun asal Bali. Bersamaan dengan itu saya beli buxtoni dari kios yang sama. Satu minggu kemudian ada suara panggilan dan cepat makan voer. Keduanya saling memanggil saat dijauhkan dari tempat gantungan. Satu bulan hingga tiga bulan belum keluar ocehannya.
Menurut orang yang berpengalaman memelihara harus ada satu ekor betina untuk bangkitkan berahi burung. Lantas dicari. Saya menemukan pada facebook dan saya barter dengan burung kenari.
Benar saja saat betina buxtoni dihadirkan, pleci di rumah saling panggil. Kepalanya bergeleng geleng sambil bunyi pelan. Tanda respons pada pleci lainnya. Tiap hari, tiga pleci itu didekatkan.
Lagi-lagi, sekira satu bulan, tak ada perkembangan suara dan nyanyian dari dua pleci jantan tersebut. Saya cek vent dakun dengan memegangnya. Mungkin tak kuat memegangnya, pleci dakun lepas dari genggeman tangan.
Lantas saya coba satukan jantan buxtoni dan betina buxtoni. Berdekatan dan saling menyisir. Saya mengira itu berjodoh. Meski terlihat berjodoh, indukan pleci tak terlihat kawin. Dibiarkan tiga bulan tak ada hasil, tidak ada telur di sarang. Saya ambil jantan dengan tangan untuk pastikan status dari pleci: jantan atau betina? Lagi-lagi saat dipegang lepas lagi.
Karena penasaran, saya beli lagi pleci jantan monty. Tukang burung yang memilihkannya. Saya tempatkan pada sangkar berbeda. Sekira satu bulan hanya suara panggilan pada pagi dan sore. Lantas saya coba satukan dengan betina buxtoni. Harapannya agar beranak pinak. Lagi-lagi saat dipegang, pleci buxtoni betina itu lepas bebas.
Tinggal si monty yang belum bunyi. Mau saya cek vent lagi khawatir terbang bebas. Saya biarkan di sangkar digantung berdampingan dengan lovebird.
Dibenak saya muncul ungkapan: saya tidak berbakat memelihara burung kecil sampai gacor. Sebab sebelumnya pernah pelihara burung kemade, sogon, mugimaki, glatik batu, cucak jempol, bubik, dan cipow. Ada yang mati dan lepas.
Saya beralih pada burung yang berukuran sedang seperti trucukan, ciblek, anis biru, sunda blue robin, srdc, kenari, lovebird, dan kutilang. Nasibnya ada yang mati, lepas, dan ada yang diberikan pada teman.
Kini yang masih ada pleci monty, empat ekor kenari, dan lovebird. Terpikir untuk coba pelihara burung lainnya. Sekedar informasi saja ternak lovebird dan kenari lebih mudah dari pleci. Saya pernah berhasil untuk kenari dan lovebird. Anak-anak burungnya saya berikan pada orang-orang yang minat, termasuk saudara dan teman.
Dari pengalaman pelihara burung, saya memahami tidak hanya urusan pakan dan minum serta mandi, juga kebersihan sangkar perlu diperhatikan. Jemur dan embun tiap subuh diperlukan oleh burung. Jika tidak, burung tak mau kicau. Biasanya faktor sibuk kerja maka burung peliharaan diabaikan dari rawatan yang seharusnya. Alhasil burung tak mau bunyi, kembali giras atau sakit.