Buku ini seingat saya pernah dikupas oleh Kang Jalal (Jalaluddin Rakhmat) di Muthahhari Bandung bersama penulisnya tahun 2017. Kala itu saya belum beli bukunya. Saya nyimak saja. Kesan saya, buku tersebut dapat dikatakan kajian komprehensif dari buku-buku yang pernah saya baca terkait tema Ahlulbait. Dan penulisnya fokus pada hadis atau riwayat.
Oh, iya. Buku ini dari halaman 1-240 berisi uraian, 241-416 berupa endnote dari uraian, dan 417-450 berupa daftar pustaka. Sisanya glosarium dan profil penulis. Saat melihat dari awal sampai akhir buku, saya kagum dengan ketekunan penulisnya menyajikan rujukan pustaka dan menuliskan catatan pada endnote yang menambah pengetahuan hadis. Bisa dimaklumi karena buku ini karya ilmiah sehingga harus serius dan fokus.
Menurut saya bahwa orang-orang Islam cukup baca buku ini saja jika ingin mengetahui dan memahami dasar pemikiran dari mazhab Ahlulbait (Syiah). Meski tidak menyajikan ajaran Ahlulbait, tapi langsung dapat dipahami konstruksi otoritas keagamaan setelah Rasulullah saw yang seharusnya jatuh pada Ahlulbait. Namun, sejarah berkata lain karena unsur kekuasaan muncul pada sosok sahabat sehingga sejarah umat Islam berada dalam kuasa khalifah dan khilafah.
Buku ini terdiri enam bab. Bab 1 dan 2 pendahuluan, kajian hadis aspek kualitas dan kuantitas, kriteria sahih hadis. Bab 3 masuk pada bahasan Ah Al-Bayt Rasulullah saw yang dibagi dalam perspektif bahasa Arab, hadis, dan dalam Alquran. Bagian ini menarik buat saya, yaitu dalam Alquran ada Ahl Bayt dan Ahl Al-Bayt. Keduanya beda dari sisi makna (halaman 53) bahwa yang pertama bersifat umum dan kedua bersifat khusus. Perdebatan menentukan sosok dari Ahl Bayt dan Ahl Al-Bayt disajikan berdasarkan pendapat para ulama dan dikuatkan dengan riwayat. Bab 4 Fungsi Ahl Al-Bayt dalam hadis. Bagian ini masuk pada pokok kajian thesis yaitu hadis tsaqalayn, antara kitabullah wa Itrah Ahl Al-Bayt dan Kitabullah wa Sunnah. Yang menarik ternyata ada hadis Kitabullah wa Nasabi (102-103) yang maknanya dekat pada Itrah Ahl Al-Bayt.