Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

''Menghilangnya Keadilan di Tengah Kehidupan Bermasyarakat''

25 September 2014   04:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:37 35 0
rian adalah salah satu warga miskin di lingkungan masyarakat dimana rian tinggal, sudah seharian ini rian menahan perih rasa sakit perutnya, rian tidak mempunyai uang dan sudah seharian rian tidak memakan apapun, tidak ada warga dan masyarakat peduli dengan kondisi dan keadaan rian, dengan kondisi dan keterpaksaan, rian nekat dan berniat mengambil sepotong roti di salah satu warung, aksinya kemudian di ketahui salah satu warga, dengan beramai-ramai masyarakat menghakimi rian dengan keji, tanpa ada belas kasihan, masyarakat membabi buta menghujami rian pukulan, tendangan bertubi-tubi   dengan sangat sadis, rian terjatuh, kolab berlumuran darah,  dengan keadaan yang sangat kritis rian mendapat pertolongan dan di rujuk kerumah sakit, di tengah perjalanan ke rumah sakit  rian harus meregang nyawa dan menghembuskan nafas terakhirnya,  rian manusia miskin harus meregang nyawa sia-sia, tanpa ada kepedulian dan keadilan didalam hidup bermasyarakat.

sudah lebih dari 5.th tono bekerja di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di jakarta, selama itu pula tono bekerja,  dan selama itu pula tono tidak pernah mendapatkan kenaikan gaji, atau pun uang bonus bekerja, selama 5.th tono bekerja dengan sangat jujur dan rajin , tidak seimbangnya pembayaran yang tono terima,dibandingkan  pekerjaan yang berat yang harus tono kerjakan,  dan  ditunjang kebutuhan hidup yang terus meningkat dan mendesak, membuat tono begitu kecewa dengan pekerjaan yang tono geluti, di hari itu tono gelap mata, karena kekecewaan dan ketidak adanya keaadilan yang tono  terima , tono hendak beniat mengambil sedikit uang di dalam pekerjaanya, aksinya kemudian di ketahui, atasan tono yang tanpa kompromi langsung melaporkan tono kepada petugas, tanpa penjelasan dan kebijkan yang tepat,  sekumpulan petugas langsung menghujami tono dengan pukulan dan tendangan yang membabi buta, sebuah aturan yang extrim dilingkungan tono bekerja, petugas melucuti satu persatu pakaian tono, hingga hanya tersisa pakaian dalam tono, dengan muka lebam-lebam, dengan hanya bercelana dalam, di tambah balutan tulisan yang melingkari kepala tono, yang bertuliskan '' SAYA INI MALING''  tono di giring sekumpulan petugas untuk mengelilingi lingkungan masyarakat dimana tono bekerja, masyarakat mennyambut tono dengan cacian, makian, tanpa ada belas kasih dan apa yang terjadi sesungguhnya kepada tono.  tono seorang pekerja jujur yang menginginkan keadilan di dalam pekerjaanya, kini harus menanggung malu dan  kehancuran mental dalam  hidupnya, karena lingkungan masyarakat di dalam tono bekerja yang tak pernah memberikan sedikit pun rasa keadilan.

cristin adalah salah satu kaum minoritas di dalam lingkungan masyarakat di mana cristin tinggal, dengan perbedaan kebudayaan dan keyakinan, membuat cristin di asingkan dan di jauhi oleh masyarakat dimana cristin tinggal, cristin begitu tidak bahagia dan menderita , karena harus tinggal di dalam masyarakat yang mengasingkan dan  menjauhinya. pengasingan yang membuat cristin seolah hidup di dalam penjara masyarakat.

potret cerita rian , tono dan cristin adalah potret kenyataan abstrak yang terjadi sesungguhnya di dalam kehidupan bermasyarakat kita saat ini, dimana keadilan seolah menghilang di dalam kehidupan bermasyarakat , kita hidup di masyarakat saat ini seperti layaknya hidup di dalam pengadilan hukum yang sangat kejam, yang setiap saat selalu siap menghukum kita jika kita sedikit saja berbuat kesalahan, tanpa ada pertimbangan dan kebijakan di dalamnya masyarakat selalu siap menghukum kita dengan caranya yang meniadakan rasa kemanusiaan dan keadilan di dalamnya, saat ini memang kita seperti hidup di dalam penjara masyarakat, di mana kebebasan dan kedamaian  sangat sulit kita jumpai, , sedari kecil sampai saat dewasa saat ini, kita adalah bentukan dari masyarakat itu sendiri, mulai dari cara kita berfikir, bersikap dan bertindak, semua adalah bentukan masyarakat, , tardisi dan kebudayaan membentuk kita selalui mengikuti kemauan masyarakat dan secara tidak sadar kita kini telah menjadi budak masyarakat itu sendiri.

banyak faktor yang membuat kehidupan bermasyarakat berjalan tidak harmonis, tanpa ada nilai keadilan dan kebijaksanaan di dalamnya, pengetahuan dan pendidikan yang dangkal membentuk masyarakat kita bertindak extrim dalam mengambil keputusan tanpa ada pertimbangan dan keputusan secara bijak di dalamnya, sehingga menghilangkan nila-nilai keadilan dalam menyelesaikan setiap konflik yang tejadi, tidak adanya kesungguhan dan penghayatan dalam menjalankan perintah agama membuat masyarakat kita hanya menjalankan rutinitas keagamaan kosong tanpai nilai dan arti di dalamnya, ini membentuk masyarakat kita bertindak secara   fanatisme buta,   fanatisme buta membentuk kebencian dalam kehidupan bermayarakat terhadap apa yang menurutnya berbeda, hal utama menyangkut keyakinan.

hal utama yang harus kita dapat lakukan adalah melampaui masayarakat itu sendiri, mulai dari cara kita berfikir, bersikap dan bertindak , kita harus melampaui masyarakat itu sendiri, jika kita ingin bebas dan damai seutuhnya, kita harus otentik dan menjadi diri kita seutuhnya tanpa harus mengikuti tradisi-tradisi yang menghilangkan nilai-nilai keadilan di dalamnya.

kita semua tentunya berharap, bahwa kita ingin hidup di dalam  masyarakat, yang memberikan rasa kenyamanan  dan kebebasan di dalamnya, kita semua tentunya ingin hidup di dalam masyarakat, yang mampu memahami arti perbedaan, yang mampu memberi rasa keadilan terhadap semua anggota masyarakat yang lain , kita semua tentunya ingin hidup di dalam masyarakat mengedepankan ranah bermusyawarah yang tepat, dalam mengambil setiap keputusan melalui kebijakan yang sangat arif. kita semua tentunya ingin hidup di dalam masyarakat yang memberikan rasa peduli dan pertolongan terhadap apa dan siapaun yang membutuhkan. semoga saja.(''.'')

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun