Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Pilpres 2024 : Tiga Poros di Depan Mata

13 Juni 2022   20:02 Diperbarui: 13 Juni 2022   21:19 373 2
Pilpres 2024 disepakati akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024. Namun sebelum itu, masih ada tahapan Pemilu yang perlu dilakukan, termasuk pendaftaran capres dan cawapres yang terhitung sekitar 1 tahun 4 bulan dari sekarang.

Tentu, tak semudah itu membentuk koalisi dan menyepakati pasangan Pilpres nantinya. Hal tersebut menyebabkan para elite Parpol mulai bergerak mencari partner dan membentuk koalisi belakangan ini. Lalu, kira-kira ada berapa poros yang terbentuk di Pilpres nanti?

Sekadar pengingat, syarat Parpol atau koalisi Parpol untuk mencalonkan presiden dan wakil presiden adalah 115 kursi parlemen atau 25 persen suara sah Pemilu 2019. Menurut analisis saya, sangat mungkin terjadi terbentuknya 3 poros koalisi pada Pilpres 2024.

Terbentuknya tiga poros tak terlepas atas dasar kepercayaan diri Parpol yang lebih besar dalam mempertandingkan tokoh di Pilpres 2024, yang mana ketiganya akan sama-sama berupaya untuk "membelakangi" isu politik identitas.

Nah, siapa saja anggota koalisi 3 poros itu?

1. Koalisi Kanan-Kiri, PDIP-PKB (186 kursi).

Meskipun PDIP mampu untuk "jemawa" mengusung capres dan cawapres tanpa berkoalisi, namun pasti atas segala pertimbangan PDIP tak akan bertarung sendirian. Upaya "membelakangi" isu politik identitas nyatanya akan menjadi hipokritis belaka.

PDIP yang berbasis pemilih nasionalis, akan tetap membutuhkan partner yang memiliki pemilih berbasis agama. Dari semua Parpol yang dimaksud, yang sangat berpotensi untuk bergabung adalah PKB. Selain karena PPP yang sudah berkoalisi dan PKS yang muskil berkoalisi dengan PDIP, PKB adalah Parpol pemilih berbasis agama paling atas dalam perolehan Pileg 2019.

Perpaduan Parpol nasionalis teratas dan Parpol agamais teratas akan menjadi koalisi yang sangat kuat.

Selain itu, menurut hemat saya Koalisi Semut Merah yang dibentuk PKB dan PKS akan layu sebelum berkembang.

2. Koalisi Gado-gado, Gerindra-Nasdem-Demokrat-PKS (241 kursi)

Pertemuan Surya Paloh dan SBY belakangan ini, yang didahului dengan pertemuan Surya Paloh dengan Prabowo, memberikan sinyal besar terbentuknya poros baru, poros segar, dan poros lengkap layaknya gado-gado.

Kedatangan dua mantan jenderal ke markas Partai Nasdem menyiratkan bahwa siapa pun yang diusung Nasdem nantinya, adalah tokoh yang mempunyai magnet besar dan pastinya akan mendapatkan posisi sebagai capres atau pun cawapres. Namun dengan kehadiran Gerindra sebagai pemilik kursi terbanyak di koalisi ini, sepertinya akan menjadi pemilik tiket capres.

Bergabungnya Partai Demokrat dan PKS tak lepas dari upaya terbentuknya koalisi yang semakin "seksi" dan potensial. Untuk komunikasi antarpartai pun, setiap Parpol di koalisi ini terbilang "serasa dan sejalan". Dengan komponen "pendekar partai" yang berlatar militer, nasionalis, dan agamais, tentunya poros ini akan semakin kekar dan lengkap.

3. Koalisi Indonesia Bersatu, Golkar-PAN-PPP (148 kursi)

Khusus penamaan koalisi ini tak perlu saya analogikan karena ketiganya telah berikrar untuk membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Diisi partai nasionalis, agamais, dan agamais yang makin berupaya untuk ke tengah, juga membuat komposisi poros ini menarik---terlepas dari terbentuknya poros ini adalah bukti keretakan Koalisi Indonesia Maju.

Parpol yang berani untuk mengambil langkah lebih awal ini membuktikan bahwa koalisi ini sangat percaya diri atas tokoh yang akan diusung kelak.

Meski Pilpres akan dilaksanakan pada Februari 2024, namun jauh sebelum itu ada banyak sekali tahapan dan pemufakatan yang terjadi di ruang publik maupun di balik tirai. Maka segala yang terjadi di ruang publik hingga saat ini, yang membuat saya mengambil kesimpulan bahwa akan terbentuknya tiga poros saat Pilpres 2024 nanti.

Namun pada akhirnya, segala kesepakatan di balik tirai lah yang akan menjadi penentunya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun