Kenapa harus takut dan acuh dengan program Bela Negara? Program itu tidak mencerminkan otoritarianisme pemerintah. Tidak.
Kenapa juga acuh? Ketika mencuatnya isu dengan berbagai ancaman itu kemudian terjadi. Lantas siapa yang disalahkan jika rakyat sendiri yang tidak senantiasa waspada?
Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya bukan untuk menakut-nakuti. Sadarlah. Negara ini seringkali mendapatkan ancaman. Baik ancaman nyata maupun yang tidak nyata.
Ancaman teroris misalnya. Berapa kali sudah negara ini kehilangan rakyat yang tidak bersalah, hanya karena kelakuan terorisme yang mengambil tindakan bom bunuh diri? Semua orang murka dengan teroris. Apalagi yang sudah kehilangan sanak-saudaranya. Teroris bagi kita adalah ancaman yang nyata.
Untuk melawan terorisme dan radikalisme di negeri ini. Memang seyogyanya menjadi tanggung jawab aparat keamanan. TNI salah satunya. Tapi tidak hanya TNI. Mereka tanpa rakyat, terorisme dengan leluasa berkembang di lingkungan masyarakat.
Kalau kata Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Teroris kalau ingin melakukan tindakan bom bunuh diri, mereka tidak secara langsung mengimbau kepada calon korbannya, dalam hal ini rakyat.
Nah, disitulah kebijksanaan seorang Menteri Ryamizard yang menginginkan, rakyat harus turut serta bersama TNI dan pemerintah ikut bersama-sama perangi teroris. Salah satunya melalui program Bela Negara oleh Kementerian Pertahanan.
Kita tentunya menginginkan hidup dalam kedamaian di tengah keberagaman yang demikian dinamis ini. Persatuan dan kesatuan di negeri ini akan tercipta bilamana semua ekosistem di dalamnya saling berpegangan tangan. Bahu membahu melawan tindakan tak manusiawi oleh kelompk teroris.
Jangan lagi ada korban jiwa hanya karena kelalaian kita sendiri sebagai rakyat yang tidak ikut mengawasi. TNI menjaga rakyat dan kedaulatan NKRI. Rakyat juga ikut serta bersama TNI ganyang terorisme di negeri ini.
