Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop Pilihan

Kerusuhan Pengemudi Taksi sebagai Konflik Antarkelas

23 Maret 2016   05:28 Diperbarui: 23 Maret 2016   11:33 558 3
Ada beberapa fakta yang perlu dibahas satu per satu untuk mengerti akar permasalahan kerusuhan yang tidak kecil yang terjadi di Jakarta, Selasa 22 Maret yang lalu. Kerusuhan ini dipicu oleh keresahan pengemudi taksi konvensional terhadap keberadaan pengemudi kendaraan pribadi yang beroperasi layaknya taksi. Kendaraan pribadi bisa beroperasi seperti taksi dengan didukung layanan tekonologi aplikasi daring (online). Keresahan itu berakibat protes massal pengemudi taksi konvensional. Rasa frustasi pengemudi kemudian dilampiaskan pada pengemudi kendaraan pribadi yang mengoperasikan kendaraannya sebagai taksi (Uber, Grab, dan Gojek). Namun, karena tidak mudah untuk mengidentifikasi taksi “gelap” dengan layanan daring, maka sebagian pengemudi taksi konvensional melampiaskan amarah mereka pada sesama pengemudi taksi konvensional, yang tidak ikut serta dalam protes massal tersebut. Berbagai linimasa (timeline) media sosial kemudian dipenuhi oleh komentar yang melihat kerusuhan ini sebagai konfilk kepentingan antara pengemudi taksi dengan penyelenggaraan layanan teknologi aplikasi daring (Uber, Grab, atau Gojek).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun