Secara positif, bahasa asing memberikan banyak manfaat. Pertama, dalam bidang ekonomi dan teknologi, bahasa asing, khususnya bahasa Inggris, menjadi alat komunikasi utama. Hal ini membuka akses luas terhadap ilmu pengetahuan, teknologi mutakhir, dan peluang bisnis global. Misalnya, istilah-istilah seperti startup, digital marketing, atau deadline kini sudah lumrah digunakan di dunia profesional Indonesia karena mencerminkan realitas global yang belum ada padanannya dalam bahasa lokal. Kedua, serapan bahasa asing juga memperkaya kosakata bahasa Indonesia. Ketika kata baru masuk, bahasa kita beradaptasi untuk menggambarkan konsep atau ide yang sebelumnya tidak dikenal. Ketiga, penguasaan bahasa asing meningkatkan konektivitas global masyarakat, membuka jalan bagi generasi muda untuk bekerja, belajar, dan bersaing di tingkat internasional.
Namun, masuknya bahasa asing juga membawa tantangan. Salah satu dampaknya adalah potensi erosi identitas budaya dan bahasa lokal. Penggunaan bahasa asing secara berlebihan, terutama dalam komunikasi sehari-hari, dapat menggusur kosakata asli dan membuat generasi muda kurang menghargai bahasa Indonesia. Selain itu, tidak semua lapisan masyarakat memiliki akses atau kemampuan menguasai bahasa asing, sehingga dapat menciptakan kesenjangan komunikasi. Hal ini menimbulkan eksklusi sosial, di mana kelompok tertentu merasa terpinggirkan karena ketidakmampuan mengikuti tren bahasa. Dominasi bahasa asing juga sering disertai oleh dominasi budaya asing, yang berisiko melemahkan nilai-nilai lokal dan menggeser kebiasaan tradisional masyarakat.