Tertatih ia melangkah. Pada ketidakpastian ia berdiri, berlari tanpa arah. Sang purnama menghujani dirinya dengan cahaya remangnya, setidaknya memberikan sang puan sedikit alasan untuk bertahan. Menggenggam malam, ia berlari hingga ke tepi jurang. Keputusasaan, hidupnya bagai ditelan bumi pelan-pelan, menunggu dirinya untuk melawan. Harapan perlahan sirna, padam, dan hilang sejauh matanya memandang.
KEMBALI KE ARTIKEL