Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mempertanyakan Konstruksi Radikalisme

15 Maret 2015   18:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:37 138 0

Diskursus tentang Negara Islam sudah digaungkan sejak lama, dan jelas jawaban dari Ulama dan kehendak mayoritas bangsa Indonesia : Tolak. Akan tetapi, tidak lantas kemudian diskursus dan kelompok-kelompok yang memiliki tujuan merealisasikan konsep tersebut hilang dari peredaran. Radikalisme tanpa sadar telah ada di tengah-tengah kita, utamanya bentuk organisasi. Namun, tidak utuhnya pemahaman untuk mendefinisikan apa itu radikalisme, seringkali membuat  terkecoh untuk memahami dan membedakan, apa itu radikalisme, bagaimana asal-mula dan mengapa disebut radikalisme. Pada akhirnya,  masyarakat sering salah kaprah untuk menangkap suatu fenomena sosial, yang seringkali kemunculanya sangat cepat dan tanpa diduga. Ketika publik dipersatukan oleh isu bersama, adakah sedikit terpikir bahwa keadaan sosial terkadang membuat benih-benih radikalisme itu tumbuh subur dan tidak banyak yang kemudian konsen terhadap hal tersebut. Ini yang sebenarnya menjadi kesadaran yang sudah terbangun secara dominan, dan hegemoni isu mendasari konstruksi radikalisme sebagai sesuatu yang high politic, atau urusan politis yang jauh dari kehidupa public. Oleh karena itu peneguhan akan substansialisme radikalisme menjadi penting agar masyarakat bisa tahu dan menilai, pada sisi mana radikalisme itu menjadi sesuatu yang mengancam, termasuk sebagai tema ideologis yang bersebrangan dengan prinsip kehidupan berbangsa selama ini yang dianut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun