Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Tren Kelas Menengah dan Progresivitas Ekonomi Bangsa

23 September 2012   23:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:50 973 0

Krisis Eropa yang menerpa hampir seluruh negara di benua biru, telah membuka keseluruhan respon positif yang selama ini telah terbangun, pencitraan seolah-olah Eropa sangatlah digdaya. Fakta yang ada memperlihatkan bahwa negara yang secara tolak ukur dikatakan maju dan hampir sempurna pun mudah sekali goyah. Situasi ekonomi yang makin tidak menentu, harus memaksa Eropa melakukan tindakan responsif. Ini bukanlah inisiatif yang didasarkan pada solidaritas, sama sekali bukan, melainkan konstelasi di satu negara eropa apabila goyah atau bahkan kolaps akan memiliki implikasi pengaruh yang sama besar terhadap negara sekitarnya. Nasib Yunani sedang diujung tanduk, karena mengalami pailit yang disebabkan oleh kredit macet serta defisit perbankan di negara tersebut. Ketika kemudian dampak Krisis Eropa menyebar luas ke seluruh penjuru dunia, hal tersebut untungnya tidak berlaku bagi Indonesia, karena kekuatan ekonomi sebuah negara tidak hanya ditentukan oleh nerara perdangangan lewat mekanisme ekspor-impor, namun juga terutama terletak di ekonomi domestik, pada kasus ini Indonesia boleh jadi terselamatkan berkat stabilnya ekonomi domestik yang menunjang konsistensi pertumbuhan ekonomi sebesar 6% setiap tahunya. Tanpa disadari, terdapat aktor yang secara tidak langsung tidak terlibat, namun pengaruhnya menghasilkan efek yang positif, yaitu kelas menengah. Alasan sesungguhnya mengapa negara eropa, yang terlalu dicap sebagai negara yang digdaya lewat kekuatan peradaban dan teknologinya, dengan mudahnya digoyahkan dengan pengaruh krisis yang sebetulnya lebih kepada dampak ketimbang krisis yang terjadi secara internal.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun