Waktu pun menyusul pada buana tua,
Namun tak ada harapan yang menjadi nyata,
Tanpa adanya sebuah usaha,
Seiring bertambahnya angka kehidupan,
Diri ini ingin sekali merasakan angin malam,
Namun bayangan datang menutupi bukit,
Dengan diri yang tak tunak hati,
Akal yang selalu ramai,
Bhama yang menutupi kalbu,
Benawat pun ikut menguasai kalbu,
Fisik yang kian sakit,
Mengusung diri kearah entah kemana,
Bahkan bulan pun ikut menampakkan tawanya
Namun realita tidak mengatakannya,
Hanya saja diri ini yang tidak mau berubah,
Selalu ingin menjadi Langit,
Tanpa melihat ke tanah.
Senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya,
Demi Angin malam yang ku impikan,
Dengan tujuh belas rakaat kujalani,
Doa pun ikut ku panjatkan,
Agar semua masalah dapat teratasi.